Minggu, 23 Februari 2014
LAPORAN GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA
LAPORAN BIOLOGI
ACARA VI
GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA
Nama : Rini
NIM : 130210103096
Kelas : Biologi Dasar C
Kelompok : 5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
I. JUDUL
Golongan Darah Pada Manusia
II. TUJUAN
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pengolongan darah manusia.
III. DASAR TEORI
A. Pengertian Darah
Kita mengenal ada empat golongan darah yaitu A, B, AB, dan O. dalam sistem golongan darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua macam plasma yaitu anti A dan anti B. Berikut kombinasi yang mungkin terjadi:
1. Individu dengan A pada sel darah merahnya, memilki anti B pada plasmanya
2. Individu dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada plasmanya
3. Individu dengan A dan B pada sel darahnya, tidak memiliki anti A maupun anti B pada plasmanya
4. Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A maupun anti B pada plasmanya (Tim Dosen Pembina.2013:19).
Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan 40% darahnya pada waktu yang singkat karena tubunya tidak dapat membuat darah lagi dengan cepat. Tetapi kematian akibat kasus tersebut di atas dapat dicegah dengan tindakan transfusi darah dari seorang donor. Darah donor dapat ditransfusikan pada orang-orang tertentu. Hal ini dikarenakan adanya persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Sebelum transfuse dilakukan perlu dilakukan tes mencampur darah donor dengn darah resipien. Bila tidak terjadi aglutinasi maka dikatakan darah sesuai dan transfuse dapat dilakukan. Kesesuaian tersebut tergantung dari antigen pada permukaan eritrsit dan antibody dalam plasmanya(Anonim.2013:1)
Setiap saat, dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang dibutuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut berperan dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah. Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh ini adalah darah (Moekti, 2008:46)
Darah merupakan suspensi berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Warna merah ini dapat berubah-ubah, kadang-kadang berwarna merah tua dan kadang-kadang berwarna merah muda. Hal ini tergantung pada kadar oksigen dan karbon dioksida yang terkandung di dalamnya. Dalam tubuh manusia mengalir sekitar 6 liter darah. Darah manusia terdiri dari dua komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah atau cairan darah (Alfiansyah,2011).
Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu eritrosit ,trombosit,dan leukosit yang berperan dalam pembekuan darah(Saktiyono. 2008:45).
Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B)( Saktiyono. 2008:50)
Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi :
1. Golongan darah A
Golongan darah A yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin B dalam plasma darah(Pratiwi D. A. 2007:12).
2. Golongan darah B
Golongan darah B yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin A dalam plasma darah(Pratiwi D. A. 2007:12).
3. Golongan darah AB
Golongan darah AB yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin(Pratiwi D. A. 2007).
4. Golongan darah O
Golongan darah O yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin A dan B (Pratiwi D. A. 2007).
Sedangkan berdasarkan serumnya, golongan darah dapat dibedakan menjadi:
1. Golongan Darah A
Golongan Darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.Orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif(Syamsuri Istamar. 2007:33).
2. Golongan Darah B
Golongan Darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.Orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif(Syamsuri Istamar. 2007:33).
3. Golongan Darah O
Golongan Darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.Orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan sisebur donor universal. Namun orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif(Syamsuri Istamar. 2007:33).
4. Golongan Darah AB
Golongan Darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antaigen A maupun B.Orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif(Syamsuri Istamar. 2007:33).
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh). Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.Tes golongan darah konvensional dilakukan dengan pemberian cairan reagent antigen, anti-A, anti-B dan anti-D, pada sampel darah padakaca reaksi. Golongan darah dan rhesus ditentukan dengan melihat ada atau tidaknyapenggumpalan pada sampel darah(Ir. Ratna Adil, MT.2013:1)
Gambar 1. Hasil tes golongan darah konvensional.
Setiap manusia mempunyai golongan darah masing-masing. Golongan darah dapat diturunkan secara genetik dari kedua orang tua kepada generasi keturunannya. Ada tidaknya antigen dalam darah merupakan dasar pembeda pada penentuan golongan darah seseorang. Secara umum pada sistem golongan dara ABO, apabila di dalam sel darah seseorang terdapat antigen A dipermukaan membran sel, maka plasma darahnya terdapat antibodi alpha dan tidak menghasilkan antibodi a. Secara singkat, golongan darah sistem ini daat dilihat pada tabel berikut ini:
Golongan Darah Antigen Antibodi
A A α (Anti B)
B B β (Anti A)
AB AB Tidak Ada
O α dan β (Anti A dan B)
Pada sistem golongan darah Rhesus, juga diturunkan secara genetik dan bersifat dominan. Sebetulnya didalam serum dan plasma seseorang awalnya tidak terdapat anti Rh, tetapi keberadaan anti Rh dapat distimulasi dengan transfusi darah (terutama lebih dari 1x) dan perkawinan dengan sifat tertentu. Pada perkawinan ini, kita mengenal ada kemungkinan keturunannya bersifat Eritroblastosis((Anonim.2013:1)
B. Komponen Darah Manusia
1. Sel-Sel Darah
Sel-sel darah merupakan sel-sel hidup. Anda dapat melihat adanya dua lapisan dari darah yang didiamkan. Lapisan atas berupa cairan darah atau plasma darah. Lapisan bawah merupakan sel-sel darah yang terdiri dari eritrosit (sel-sel darah merah), leukosit (sel-sel darah putih), trombosit (keping-keping darah atau sel pembeku darah). Setiap bagian dari sel-sel darah ini memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda (Alfiansyah,2011).
Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat badan orang itu.
2. Plasma Darah
Plasma darah merupakan cairan berwarna kuning. Plasma darah berperan dalam pengangkutan sari-sari makanan, hormone dan sisa metabolisme, seperti kaobondioksida dan urea. Plasma darah juga berperan dalam proses pembekuan darah karena mengandung fibrinogen. Plasma darah terdiri dari komponen-komponen, yaitu air merupakan jumlah terbanyak dari cairan darah (±90%). Dan protein yang terdiri dari albumin berperan dalam tekanan osmosis darah.
C. Fungsi Darah
Keberadaan darah dalam tubuh mempunyai arti penting bagi kehidupan seseorang. Hal ini disebabkan darah mempunyai beberapa fungsi penting sebagai berikut.
1. Untuk Mengangkut Oksigen dari Paru-Paru ke Seluruh Jaringan Tubuh
Kandungan oksigen dalam darah antara 0,36% – 20%. Meningkatnya kadar oksigen dalam darah karena adanya ikatan oksigen dengan hemoglobin. Namun, hemoglobin juga mampu mengikat karbon monoksida yang bersifat racun. Gas ini biasa dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Jika gas ini terhirup dan berikatan dengan hemoglobin, kandungan oksigen dalam darah menurun. Keadaan ini dapat memberikan dampak bagi kesehatan tubuh(Budi, 2012:89).
2. Untuk Mengangkut Sari-Sari Makanan dari Usus ke Jaringan Tubuh
Sari-sari makanan seperti asam lemak, asam amino, dan monosakarida masuk ke dalam sistem sirkulasi melalui kapiler yang berada di villi usus halus. Sari-sari makanan ini diangkut menuju ke dalam sel-sel tubuh. Sari-sari makanan ini untuk metabolisme, aktivitas, dan membentuk sel-sel atau jaringan yang baru(Budi, 2012:89).
3. Untuk Mengangkut Karbon Dioksida dari Jaringan Tubuh ke Paru-Paru
Karbon dioksida hasil respirasi sel dilepas dari plasma dan masuk ke dalam dinding kapiler secara difusi, kemudian dibawa ke paru-paru untuk dibuang. Karbon dioksida yang ada dalam darah antara 2,7% hingga 60%. Sebagian karbon dioksida membentuk hidrogen karbonat atau bikarbonat berupa ion (HCO3–) yang diangkut ke plasma dan sel darah merah. Di paru-paru, hidrogen karbonat diuraikan menjadi air dan karbon dioksida. Karbon dioksida dalam pembuluh kapiler secara difusi masuk ke dalam alveolus paru-paru(Budi, 2012:89).
4. Untuk Mengangkut Hasil Ekskresi dari Jaringan Tubuh ke Ginjal
Tubuh dalam melakukan metabolisme menghasilkan zatzat sisa yang bersifat racun, misalnya urea dan asam urat. Zat sisa ini oleh darah diangkut ke ginjal untuk menjalani beberapa proses agar bisa dikeluarkan dari tubuh(Budi, 2012:89).
5. Untuk Mengatur dan Mengontrol Temperatur Tubuh
Tubuh saat beraktivitas akan melepaskan panas. Panas yang dihasilkan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah sehingga di seluruh tubuh terdapat kesamaan temperatur. Jika udara di lingkungan dingin, maka pembuluh kapiler akan menciut untuk menghemat panas tubuh. Ketika udara di lingkungan panas, maka pembuluh kapiler akan melebar dan aliran darah semakin cepat sehingga panas tubuh dapat diedarkan ke seluruh tubuh(Budi, 2012:89).
6. Untuk Mengatur Distribusi Hormon
Di dalam tubuh terdapat kelenjar yang menghasilkan hormon. Hormon ini diangkut oleh plasma dan dikirim ke bagian tubuh yang memerlukannya (Budi, 2012:89).
D. Pengolongan Darah Sistem ABO
Prinsip Dasar Penggolongan Darah
a. Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.
b. Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut Aglutinin dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis terdapat pada tubuh manusia.
Golongan darah pada manusia dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa golongan, yaitu golongan darah A, B, O, golongan darah MN dan rhesus. Penggolongan darah itu berdasarkan atas ada tidaknya antigen antibodi tertentu di dalam darahnya (Kimball, 1999).
Di dalam darah terdapat dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dalam darah, Landsteiner membagi empat macam golongan darah, yaitu darah golongan A, B, AB, dan O. Sistem penggolongan darah ini dinamakan sistem ABO (Alfiansyah, 2012).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut tidak mengalami penggumpalan (Prawirohartono, 1995).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O (Solomon, 1993).
Mengetahui jenis golongan darah menjadi suatu hal yang penting terutama saat akan melakukan transfusi darah. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam tranfusi darah pada pendonor darah adalah jenis aglutinogen dalam eritrosit, sedangkan pada resipien adalah jenis aglutinin dalam plasma darah.Orang yang mendapat darah disebut resipien dan orang yang memberi darah disebut donor. Sel darah yang diberikan kepada resipien berupa senyawa protein. Apabila senyawa ini tidak sesuai, maka senyawa tersebut akan bersifat sebagai antigen. Sel darah akan digumpalkan atau mengalami aglutinasi. Tiap-tiap orang memiliki golongan darah tertentu, ini berarti bahwa sel darah seseorang mengandung zat aglutinogen tertentu dan plasma darahnya dapat membuat aglutinin tertentu pula (Alfiansyah, 2011)
E. Pengaruh Penggolongan Darah
1. Tipe Golongan Darah A
Tipe golongan darah A lebih membutuhkan pemanfaatan nutrisi dari sumber karbohidrat. Terjadi adaptasi biologis dari struktur pencernaan tipe A.rendahnya asam klorida pada lambung dan tingginya enzim disakarida pada usus pencernaan membuat pencernaan karbohidrat lebih efisien, ini juga membuat tipe A sulitmen dari jenis darah.makana yang harus dihindari oleh tipe darh B adalah ayam. Aya cerna dan menguraikan protein hewani dan lemak(Pratiwi D. A. 2007).
2. Tipe Golongan Darah B
Membutuhkan protein hewani dan sayuran seimbang. TipeB cenderung lebih sehat secara fisik dan mental daripada jenis darah lainnya. Tipe B cendarung memiliki kemampuan lebih besar untuk beradptasi dengan tinggi adalah ststistik tertinggi m berisi agglutinating lektin darah B dalam jaringan ototnya, makanan yang bermnfaat : kambing, sayur-sayuran hijau, telur, dan susu rendah lemak(Pratiwi D. A. 2007).
3. Tipe Golongan Darah O
Jenis O adalah golongan darah pertama. Tipe O dapat kuai dan produktif, ketika respon stress. Serta bias salah satu dari kemarahan, hiperaktif, dan impulsif. Perubahan sifat terjadi disebabkan dari pola makan yang buruk, kurangnya olahraga, perilaku kurang sehat atau tingkat sters meningkat. Masalah kesehatannya cenderung karena pencernaan. Jika tipe bisa menyesuiakan hidupnya, tipe ini dapat menuai manfaat dari keturunan anda. Warisan genetik anadamenawarkan kesempatan untuk menjadi kuat, ramping, produktif, berumur panjang dan optimis(Pratiwi D. A. 2007).
4. Tipe Golongan Darah AB
Merupakan jenis darah terbaru. Sepulu atau dua abad lalu tidak ada jenis darah AB. AB merupakan hasil dari pembaruan Tipe A dan B. jenis darh AB memiliki kualitas unik seperti bunglon, jenis AB memiliki panduan sifst dari keduanya. Dari segi kesehatan memiliki asam lambung rendah tipe A dan memiliki adaptasi tipe Buntuk daging. Janis AB harus menghindari kafein dan alkohol, terutama ketika dalamkeadadn stres. Dianjurkan agar tetap focus pada makanan sseperti tahu, makanan laut, susu dan sayuran hijau jika untuk menurunkan berat badan (Gabriel, 2005:62).
F. Trasfusi darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur dari darah yang dibutuhkan. (Pratiwi D. A. 2007).
G. Proses Penggumpalan Darah
Penggumpalan darah adalah mekanisme yang penting untuk membantu tubuh memperbaiki pembuluh-pembuluh darah yang terluka. Mekanisme2 kompleks terjadi dalam aliran darah untuk membentuk gumpalan2 (clots) dimana mereka diperlukan. Jika lapisan dari pembuluh2 darah terluka, platelet2 direkrut ke area yang terluka untuk membentuk penyumbatan awal. Platelet2 yang diaktifkan ini melepaskan kimia2 yang memulai kaskade penggumpalan, menggunakan rentetan dari faktor2 penggumpalan yang dihasilkan oleh tubuh. Akhirnya, fibrin terbentuk, protein yang menyilangkan dirinya sendiri untuk membentuk mesh yang membentuk gumpalan darah yang akhir. (Pratiwi D. A. 2007).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ .Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi. (Pratiwi D. A. 2007).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin. (Pratiwi D. A. 2007).
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Mikroskop
b. Tusuk gigi
c. Pinset
d. Pensil
e. Lanset/jarum steril
f. Gelas objek
2. Bahan
a. Serum A dan B
b. Alkohol 70%
c. Darah segar manusia
V. CARA KERJA
VI. HASIL PENGAMATAN
Pada percobaan kali ini alat yang digunakan adalah ,tusuk gigi, pinset, pensil, lanset/jarum steril, dan gelas objek. Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan yaitu serum A dan B, kapas, serta darah segar manusia. Langkah pertama dengan menarik garis tengah lurus pada sisi panjang yang membagi sisi gelas objek menjadi dua bagian yang sama. Lalu, pada pojok kiri atas dituliskan A dan di pojok kanan atas dituliskan B. Setelah itu,gelas objek diletakkan pada selembar kertas putih. Langkah yang kedua yaitu dengan mencuci tangan sampai bersih dan menggosokkan ujung jari manis dengan segumpal kapas yang telah di celupkan ke dalam alcohol.Setelah alkohol mengering,ujung jari tersebut di tusuk dengan menggunakan lanset yang telah disterilkan.kemudian ,menempatkan setetes darah pada agia A dan B gelas objek. Langkah ketiga adalah menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam alcohol.Untuk langka selanjutnya,pada bagian A gelas objek di tetesi serum anti A,lalu mengaduk campuran tersebut dengan tusuk gigi.Untuk bagian B diberi tetesan anti B dan juga diaduk menggunakan tusuk gigi.
Kami telah melakukan percobaan dalam menentukan golongan darah, dengan menggunakan sampel darah milik perwakilan dari anggota kelompok kami di kelas yang beranggotakan 5 orang .Untuk menentukan golongan darah kami mencocokan dengan ketentuan sebagai berikut:
No Nama Golongan Darah
1 Siti mustaqimah A
2 Tommy A
3 Oke A
4 Silvia B
5 Rizka Alif A
•1. Golongan darah A.
Golongan darah A ini dapat diketahui jika:
• Sample darah + zat anti A = menggumpal,maksudnya jika sample darah di campur dan di aduk dengan zat anti A akan menggumpal.
• Sample darah + zat anti B = tidak menggumpal,maksutnya jika sample darah di campur dengan dan di aduk dengan zat anti B maka tidak akan menggumpal.
2. Golongan darah B.
Golongan darah B ini dapat diketahui jika:
• Sample darah + zat anti A = tidak menggumpal, maksudnya jika sample darah di campur dan di aduk dengan zat anti A akan tidak menggumpal.
• Sample darah + zat anti B = menggumpal, maksutnya jika sample darah di campur dengan dan di aduk dengan zat anti B maka akan menggumpal.
• 3. Golongan darah AB
Golongan darah AB ini dapat diketahui jika:
• Sample darah + zat anti A = menggumpal , maksudnya jika sample darah di campur dan di aduk dengan zat anti A akan menggumpal.
• Sample darah + zat anti B = menggumpal, maksutnya jika sample darah di campur dengan dan di aduk dengan zat anti B maka akan menggumpal.
• 4. Golongan darah O
Golongan darah ini dapat diketahui jika:
• Sample darah + zat anti A = tidak menggumpal , maksudnya jika sample darah di campur dan di aduk dengan zat anti A tidak akan menggumpal.
• Sample darah + zat anti B = tidak menggumpal, maksutnya jika sample darah di campur dengan dan di aduk dengan zat anti B maka tidak akan menggumpal.
Percobaan tersebut kami lakukan dengan bergantian antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya,yaitu:
1. Yang pertama menggunakan sampel darah milik Siti Mustaqimah , dari percobaan yang telah kami lakukan ternyata darah milik Siti Mustaqimah bergolongan darah A, karena Darah bergolongan A jika diberikan anti A menggumpal dan diberikan anti B atau AB tidak menggumpal.
2. Percobaan yang kedua yaitu menggunakan sampel darah milik Tommy,, dari percobaan yang telah kami lakukan ternyata sampel darah milik Tommy sama dengan golongan darah dari Siti Mustaqimah,yaitu bergolongan darah A.
3. Percobaan selanjutnya,yaitu percobaan ketiga kami lakukan dengan menggunakan sampel darah milik Oke,dengan cara yang sama dengan memberikan anti A,B dan AB, dan setelah dilakukan percobaan ternyata sampel darah milik Oke yaitu bergolongan darah A ,sama dengan Siti dan Tommy.
4. Kemudian percobaan yang ke empat menggunakan sampel darah milik Silvia, dengan cara yang sama dengan memberikan anti A,B dan AB, dan setelah dilakukan percobaan ternyata sampel darah milik Silvia bergolongan darah B, karena Darah bergolongan B jika diberikan anti A tidak menggumpal dan diberikan anti B/ AB akan menggumpal.
5. Percobaan yang terakhir yaitu dengan menggunakan sampel darah milik salah satu anggota kelompok kami yaitu Rizka, setelah melakukan percobaan dan memberikan anti A,B dan AB ternyata golongan darah gen Rizka bergolongan A, karena Darah bergolongan A jika diberikan anti A menggumpal dan diberikan anti B, AB tidak menggumpal.
Setelah dilakukaan percobaan dapat disimpulkan bahwa Darah semua orang yang di test ada yang memberikan hasil yang sama ada yang tidak. Hal ini disebabkan karena golongan darah setiap orang berbeda,itu semua merupakan hasil penurunan sifat yang di wariskan dari orang tua. Fungsi dari serum anti A dan anti B pada tes golongan darah adalah untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu dengan serum anti A dan anti B.
Manfaat dari tes golongan darah kita dapat mengetahui golongan darah apa yang dapat kita terima sewaktu-waktu kita memerlukan bantuan darah dari orang lain dan kita dapat mendonorkan darah kepada orang lain dengan tepat.Selain itu manfaat lainnya adalah mengetahui jika kita dalam keadaan genting dan harus tranfusi darah maka dapat dilakukan dengan mudah, Mudah mencari pendonor yang tepat.Untuk mengetahui keturunan, dan masih banyak lagi manfaat yang ada ketika kita mendonorkan darah.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda dan golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Pada objek glass yang terdapat darah terlihat, setelah darah tersebut ditetesi anti A maka darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah ditetesi anti B maka darah tersebut mengalami penggumpalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel darah yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bergolongan B.
Apabila antigen A bertemu dengan anti A dalam darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Hal ini berarti golongan darah orang tersebut adalah A.Apabila antigen b bertemu dengan anti B dalam darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Hal ini berarti golongan darah orang tersebut adalah B.
Apabila dalam darah seseorang diberi zat anti A, maka akan terjadi penggumpalan. Begitu juga bila darah orang tersebut diberi zat anti B. Hal ini berarti golongan darah orang itu adalah AB. Apabila dalam darah seseorang diberi zat anti A dan zat anti B tidak mengalami penggumpalan, maka golongan darah orang tersebut adalah O. Berdasarkan hal ini, golongan darah penting sekali untuk diperhatikan, terutama dalam transfusi darah. Golongan darah seseorang harus diperiksa terlebih dahulu sebelum melakukan transfusi darah baik darah si pemberi (donor) maupun si penerima (resepien) untuk menghindari terjadinya penggumpalan atau aglutinasi.
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. Serum adalah zat anti yang disebut sebagai antibodi atau agglutinin yang dihasilkan di dalam sel darahnya, sehingga yang disebut dengan anti serum adalah zat anti atau agglutinin yang tidak dihasilkan seseorang di dalam sel darahnya.
Antigen juga diartikan sebagai suatu substansi yang dianggap asing oleh tubuh dan akan memacu terjainya respon imun yang akhirnya akan memacu produksi antibody.Antigen yang berhasil masuk ke dalam tubuh akan mengaktifkan berbagai respon imun spesifik maupun non spesifik.Jika antigen ini tidak ditangani dengan baik ,oleh sistem imun kita antigen tersebut dapat menimbulkan penyakit sesuai dengan jenis yang dibawahnya.
Struktur antigen
Secara fungsional antigen dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Imunogen
Imunogen adalah molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat sebagai molekul pembawa karena membawa molekul kecil(hapten)dari suatu antigen.Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan memacu pembentukan antigen.
2. Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenic(molekul karier)yang diikat oleh molekul besar(imunogen).Namun,hapten ini tidak dapat memacu produksi antibody jika tidak berikatan dengan molekul besar sehingga disebut sebagai molekul non-imunogenik.
Gambar antigen antibody
Beberapa klasifikasi antigen berdasarkan
1. Asalnya
a. Eksogen karena berasal dari luar
b. Endogen karena berasal dari dalam tubuh
2. Determinan
Determinan adalah komponen antigen yang dapat menginduksi atau memacu pembentukan antibodiunideterminan
a. Univalent,hanya memiliki satu jenis determinan dan jumlahnya satu
b. Unideterminan ,hanya memiliki satu jenis determinan namun berjumlah lebih dari satu pada satu molekul.
c. Multidetrminan ,memiliki dua atau lebih determinan namun hanya berjumlah satu pada setiap jenis determinannya.
d. Multideterminan multivalent,memiliki dua atau lebih jenis determinan dan setiap jenisnya berjumlah lebih dari satu.
3. Spesifitas
a. Heteroantigen,dimiliki oleh banyak spesies
b. Xenoantigen,dimiliki oleh banyak spesiess namun hanya spesies tertentu saja.
c. Alloantigen,dimiliki oleh individu dalam spesies saja
d. Antigen organ spesifik,hanya dimiliki oleh organ tertentu saja
e. Autoantigen ,berasal dari tubuh sendiri
4. Bahan kimia
a. Polisakarida
b. Lipid
c. Asam nukleat
d. Protein
Tes golongan darah ABO adalah tes golongan darah yang banyak digunakan untuk mengetahui golongan darah secara umum. Tes ini dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum A, anti serum B, anti serum AB atau serum yang mengandung aglutinin. Anti serum A akan menolak golongan darah yang mengandung antigen A sehingga terjadi penggumpalan. Begitu juga dengan anti serum B akan menolak golongan darah yang mengandung antigen B. Maka uji golongan darah tidak bisa dilakukan dengan satu anti serum karena untuk darah yang menggumpal ketika ditetesi serum anti A/ serum anti B masih ada kemungkinan bahwa darah tersebut bergolongan AB. Golongan AB juga memberikan reaksi serum anti A/ anti B karena golongan AB mempunyai antigen Adan B. Jadi , golongan darah seseorang dapat diketahui dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O.
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ .Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin. Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β, sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B.
VII. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Golongan darah seseorang dapat diketahui dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin.Golongan darah sendiri dibedakan menjadi:
a. Golongan darah A, mengandung antigen A dan agglutinin B
b. Golongan darah B, mengandung antigen B dan agglutinin A
c. Golongan darah AB, mengandung antigen AB, namun tidak punya agglutinin
d. Golongan darah O, tidak memiliki antigen, namun memiliki agglutinin AB
2.Saran
Sebaiknya,sebelum melaksanakan praktikum segala keperluan baik ruangan,alat dan bahan di siapkan terlebih dahulu.Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas praktikum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Fariz Gusti D., Ir. Ratna Adil, MT.Biologi Dasar.Surabaya:ITS Press
Gabriael,J.F.2005.Fisika Kedokteran.Jakarta:EGJ
Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Jakarta:Erlangga
Moekti.2008.Praktis Belajar Biologi.Jakarta:Grasindo
Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Prawirohartono, Slamet. 1995. Sains Biologi. Jakarta:Bumi Aksara
Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga
Solomon. 1993. Biology. Fort wort:Savders-Collage Publishing
Syamsuri Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Malang : Erlangga
INTERNET:
Alfiansyah.2011.Sistem Peredaran Darah dan Sirkulasi Darah pada Manusia.http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sitem-peredaran-darah-dan-sirkulasi-darah-pada-manusia.html(diakses tangggal12 April 2012)
Anonim.2013.Sistem peredaran darah.http://www.sistem peredaran darah manusia.com (diakses tanggal 25 November 2013)
Budi.2012.Fungsi Darah.http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-xi-biologi/fungsi-darah/(diakses tangggal 12 April 2012)