BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bisa dikatakan
bahwa setiap negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan dan
cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Beranjak dari sinilah nantinya pendidikan
nasional yang didasarkan pada filsafat bangsa dan cita-cita nasional.
Pendidikan nasional merupakan
pelaksanaan pendidikan suatu negara berdasarkan sosial kultura, psikologis,
ekonomis, dan politis pendidikan tersebut ditujukan untuk membentuk ciri khusus
atau watak bangsa yang bersangkutan, yang sering juga disebut dengan
kepribadian nasional pada umumnya. Pendidikan nasional ditujukan sebagaimana
yang tersimpul dan dilukiskan oleh Wids, berikut ini:
“Nasionalism
in education aims, in its ultimate analysis, as the preservation and
glorificationof the state. The state is usually conceived of as a society
organized for the primary purpose of protecting those who make up this society
from the danger of external attack and internal disentegration.”
Nasionalisme dalam pendidikan bertujuan
terutama memelihara dan memuliakan negara. Negara biasanya diartikan sebagai
suatu masyarakat yang disusun demi tujuan utamanya melindungi warga negara dari
bahaya serangan dari luar dan disentegrasi yang terjadi di dalam negara itu.
Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai
kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya, baik dalam bidang
ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam bidang-bidang
kehidupan budaya lainnya. Melalui proses pendidikan pula, suatu bangsa berusaha
untuk mencapai tujuan tertentu yang direncanakan.
1.2
Rumusan Masalah
2. Apa
pengertian dari pendidikan?
3. Apa
maksud dari pendidikan sebagai suatu sistem?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
agar kita sadar bahwa proses pendidikan yang diselenggarakan dan dilaksanakan
suatu bangsa dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan watak atau kepribadian
bangsa, memajukan kehidupan bangsa dalam berbagai bidang kehidupannya, serta
mencapai tujuan nasional bangsa yang bersangkutan, itulah yang disebut dengan
Sistem Pendidikan Nasional. Biasanya Pendidikan Nasional tumbuh dan berkembang
dari sejarah bangsa yang bersangkutan, dipengaruhi oleh berbagai faktor dan
sumber daya serta potensi-potensi yang ada dikalangan bangsa itu disamping
faktor-faktor luar. Pendidikan sebagaimana juga ilmu pengetahuan itu sendiri
selalu berubah dan berkembang secara progresif, sejauh mana pendidikan nasional
sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, itulah sebenarnya perkembangan suatu
bangsa.
1.4
Manfaat
1. Untuk
mengetahui pengertian dari sistem.
2. Untuk
mengetahui pengertian dari pendidikan.
3. Untuk
mengetahui maksud dari pendidikan sebagai suatu sistem.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem
Sistem berasal bari bahasa Yunani systema, yang
berarti sehimpunan bagan atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan suatu keseluruhan . Istilah sistem adalah suatu konsep yang
abstrak. Defnisi tradisional menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat
komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.
Sistem adalah
kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau
unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur,
tidak sekadar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (produk).
Sebagai contoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas
komponen-komponen, antara lain jaringan daging, otak, urat-urat darah, syaraf,
dan tulang-tulang. Setiap komponen-komponen itu mempunyai fungsi-fungsi sendiri
(fungsi yang berbeda-beda) dan satu sama lain saling berkaitan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu
berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Dari dini dapat dikatakan bahwa system kependidikan
merupakan perangkat sarana yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
berkaitan satu sama lain dalam rangka melaksanakan proses pembudayaan
masyarakat yang menumbuhkan nilai-nilai yang sama sebangun dengan cita-cita
yang diperjuangkan oleh masyarakat itu sendiri.
Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang dipolakan untuk membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami perubahan-perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dalam rangka mengejar cita-cita hidaup yang sejahtera lahir maupun batin.
Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang dipolakan untuk membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami perubahan-perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dalam rangka mengejar cita-cita hidaup yang sejahtera lahir maupun batin.
2.2
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Pendidikan
biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang
dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam
kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi
sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Anggota keluarga mempunyai peran
pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari
mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
2.3 Pendidikan
Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha
untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur
pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil
usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut Proses
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan
usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada
diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,).
Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum,
gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil
pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam
rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari
lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang
mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola
pendidikan, struktur/jenjang. Kurikulum dan peralatan/fasilitas. P.H. Combs
(1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut:
a. Tujuan
dan Prioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini
merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan
urutan pelaksanaannya.
b.
Peserta Didik
Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik
mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan umum pendidikan.
c.
Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai
sistem pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang merupakan
informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan.
d.
Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
e.
Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran
yang harus dikuasai peserta didik.
f.
Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan
menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik.
g.
Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses
pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi.
h.
Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses
pendidikan.
i. Teknologi
Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna
proses pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang
digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif.
j. Pengawasan
Mutu
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar
pendidikan.
k.
Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.
l. Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi
petunjuk tentang tingkat efesiensi sistem pendidikan.
Pendidikan
sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam bentuk model dasar
input-output. Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperan dalam proses
pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup menjadi sumber masukan
pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya:
filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik, dan demografi.
Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan.Jadi, pendidikan sebagai
suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalam supra sistemnya
yang terdiri dari tujuh sistem tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
·
Sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen
atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi
atau energi
untuk mencapai suatu tujuan.
·
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran
agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
·
Pendidikan merupakan
suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut
tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan
unsur hasil usaha
3.2
Saran
Dengan
segala keterbatasan kekurangan saya sendiri,demikianlah artikel ini kami buat.
Kesempurnaan hanyalah ada pada Allah SWT, oleh karena itu sudah pasti artikel
ini memerlukan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman demi
lebih baiknya artikel setelah ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
M. 2003. Ilmu Perbandingan Pendidikan. Jakarta: Golden Terayon Press.
Hamalik,
Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Idris,
Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widia
Sarana.
Ihsan,
Fuad. 2008. Dasar Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pidarta,
Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.