Blogger Widgets LAPORAN PENGUKURAN SUHU PADA MANUSIA | RINI .alert { background: #DDE4FF; text-align: left; padding: 5px 5px 5px 5px; border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;}

My Facebook

Facebook
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 23 Februari 2014

LAPORAN PENGUKURAN SUHU PADA MANUSIA

LAPORAN BIOLOGI ACARA VII PENGUKURAN SUHU MANUSIA Nama : Rini NIM : 130210103096 Kelas : Biologi Dasar C Kelompok : 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013 I. JUDUL : Pengukuran Suhu Pada Manusia II. TUJUAN : Untuk Mengetahui Suhu Badan Makhluk Hidup Homoiothermal III. DASAR TEORI Makhluk homoiothermal adalah makhluk yang suhunya tidak atau sedikit sekali di pengaruhi oleh temperature sekitar.Hal ini dapat terjadi karena adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom.Di saming tentu adanya pengaruh kelenjar endokrinwalau masih belum jelas peranannya.Mekanisme pengaturan panas adalah dengan menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis(produksi panas).Produksi panas tergantung dari metabolisme,jadi tergantung pada proses kimia eksotermal,misalnya kerja otot,menggigil dll.Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi,radiasi, konveksi, penguapan dan sebagian melalui feses dan urin. Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara yaitu: a. Konduksi Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya lebih tinggi ke obyek lain dengan jalan kontak langsung. Agar terjadi konduksi kedua obyek harus berbeda suhu dan harus saling berkontak misalnya pada keperawatan mengukur suhu dengan menggunakan termometer air raksa di bagian tubuh manusia atau permukaan tubuh kehilangan atau memperoleh panas melalui konduksi kontak langsung dengan substasi lebih dingin atau lebih panas termasuk udara atau air. b. Konveksi Konveksi adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan udara dingin misalnya orang telanjang yang duduk dalam ruangan yang kehilangan sekitar 12% panasnya dengan cara konduksi ke udara menjauhi tubuh. c. Radiasi Radiasi adalah suatu energi panas dari suatu permukaan obyek ke obyek lain tanpa mengalami kontak dari kedua obyek tersebut, misalnya seseorang yang telanjang dalam ruangan dengan suhu kamar normal kehilangan sekitar 60% panas total secara radiasi. Jika suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sambil membawa panas tubuh (Gullon, 1997 : 87). d. Evaporasi (penguapan) Evaporasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Bila suhu udara lebih tinggi dari suhu permukaan tubuh, maka radiasi, konduksi dan konveksi tidak dapat menghilangkan panas di tubuh. Dalam keadaan ini cara penguapan yang bermanfaat yaitu mengkonversi air dari cairan menjadi gas. misalnya penguapan air melalui kulit dan paru, ini disebut juga air menguap secara insensibel karena tidak dapat dikontrol (Nurhayati, 2012 ). Reseptor suhu yang paling penting untuk mengatur suhu tubuh adalah banyak neuron peka panas khususnya yang terletak pada area preoptika hipotalamus. Neuron ini meningkatkan pengeluaran inpuls bila suhu meningkat dan mengurangi inpuls yang keluar bila suhu turun. Selain neuron ini reseptor lain yang peka terhadap suhu adalah reseptor suhu kulit termasuk reseptor dalam lainnya yang juga menghantarkan isyarat terutama isyarat dingin ke susunan syaraf pusat panas untuk membantu mengontrol suhu tubuh (Waluyo, 2012 : 54). Temperatur badan tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan daerah luar , temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar.Temperatur tubuh yang normal sekitar 36oC.Temperatur yang paling mendekati temperature tubuh sebenarnya adalah temperature rektar(melalui dubur),tetapi kurang efektif dan tidak estetis.Oleh karena itu,yang seing dikerjakan pengukurantemperatur aksilar(melalui ketiak) atau oral(mulut). Pengukuran suhu badan penting sekali dalam klinis.Adanya penyakit infeksi menyebabkan suhu badan meninggi,juga kelainan kelenjar endokrinmenunjukan perubahan suhu badan. Temperatur tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Kecepatan metabolisme basal Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraiannya, sangat terkait dengan laju metabolisme.(Anonim.2013) 2. Rangsangan syaraf simpatis Rangsangan syaraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan syaraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk metabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak coklat adalah menghasilkan panas. Umumnya, rangsangan syaraf simpatis ini dipengaruhi stres individu yang menyebabkan peningkatan produksi epinefrin dan norepinefrin yang meningkatkan metabolisme. .(Anonim.2013) 3. Hormon pertumbuhan Hormon pertumbuhan (growth hormone) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh meningkat juga. .(Anonim.2013) 4. Hormon tiroksin Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal. .(Anonim.2013) 5. Hormon kelamin Hormon kelamin pria dapat meningkat, peningkatan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% dari kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon progesteron pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6 % diatas normal basal. .(Anonim.2013) 6. Demam dan peradangan Peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 15% untuk tiap peningkatan suhu 1"C. .(Anonim.2013) 7. Situasi gizi Mal nutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30% hal ini terjadi karena didalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermi). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain. .(Anonim.2013) 8. Aktivitas Selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antara komponen otot/organ yang menghasilkan energi termal. Latihan fisik meningkatan suhu tubuh hingga 38,3-39,0 °C . .(Anonim.2013) 9. Gangguan organ Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus dapat menyebabkan metabolisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit merupakan jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu. .(Anonim.2013) 10. Lingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan juga dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas di edarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efesien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh(Anonim.2013) 11. Usia Pada saat lahir bayi meninggalkan lingkungan yang hangat yang relatif konstan, masuk ke dalam lingkungan yang suhu berfluktuasi dengan cepat. Mekanisme tubuh masih imatur. Suhu tubuh bayi dapat merespon secara drastis terhadap perubahan suhu. Pada bayi baru lahir pengeluaran suhu tubuh melalui kepala, oleh karena itu perlu mengunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Regulasi tidak stabil sampai pada anak-anak mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia.(Anonim.2013) 12. Stres Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Pasien yang cemas saat masuk rumah sakit atau sedang melakukan pemeriksaan kesehatan suhu tubuhnya akan lebih tinggi dari normal. Adanya stres dapat dijembatani dengan menggunakan sistem pendukung, intervensi krisis dan peningkatan harga diri. Sistem pendukung sangat penting untuk penatalaksanaan stres seperti keluarga (orang tua) yang dapat mendengarkan, perhatian, merawat dengan dukungan secara emosional selama mengalami stress. Sistem pendukung pada intinya dapat mengurangi reaksi stres dan peningkatan kesejahteraan fisik dan mental. Intervensi krisis merupakan teknik untuk menyelesaikan masalah, memulihkan seseorang secepat mungkin pada tingkat fungsi semua dimensi sebelum krisis. Peningkatan harga diri dilakukan untuk membantu dalam strategi reduksi stres yang positif yang dilakukan untuk mengatasi stres. ( Rahmawati, 2012 : 54-60 ) IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Termometer klinis b. Handuk/lap bersih c. 2. Bahan a. Kapas steril b. Alkohol 70% c. Air es V. CARA KERJA VI. HASIL PENGAMATAN No Nama J.K Umur (tahun) Tinggi (Cm) Berat (Kg) P1 (ºC) P2 (ºC) 5 10 mnt mnt P3 (ºC) 5 10 mnt mnt P4 (ºC) 1 Yeni P 18 156 56 37,4 37 ,4 37,5 36,6 37,3 2 Dini P 18 163 63 37 36,9 37,1 35,7 37 3 Febby P 17 150 40,5 36,7 36,6 36,6 36,5 37 4 Wahyul P 17 147 51 36,6 36,3 36,8 36,8 36,9 5 Wahyu L 18 169 49 37 37 37 36,8 37 Keterangan : P1 : mulut tanpa perlakuan P2 : mulut dengan bernafas P3 : mulut setelah berkumur P4 : ketiak VII. PEMBAHASAN Pada percobaaan kali ini,kami akan mengamati mengenai “Pengukuran Suhu pada Manusia “.tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothermal.Alat-alat yang diperlukan pada pada percobaan ini adalah thermometer klinis dan handuk/lap bersih.Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan adalah kapas steril,alcohol 70 % dan air es.Dalam percobaan kali ini menggunakan 5 orang probadus yang masing-masing merupakan perwakilan dari anggota kelompok.Pengukuran yang kami lakukan melalui mulut di bawah lidah dan ketiak.Kedua tempat tersebut di pilih sebagai tempat pengukuran karena suhu ke kedua tempat tersebut mendekati temperatur tubuh yaitu sekitar 36°C . Setiap manusia mempunyai suhu normal sekitar 36ºC, jika suhunya kurang dari 36ºC,maka manusia akan mengalami gejala yang dinamakan hipotermal dan apabila suhunya lebih dari 36ºC maka akan mengalami gejala yang dinamakan hipertermal. Suhu tubuh manusia berasal dari produksi panas di dalam tubuh itu sendiri yang merupakan hasil samping dari metabolisme sel/ jaringan.Manusia disebut makhluk homoiothermal karena suhu tubuh manusia relatif konstan, tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan disekitarnya.Hal ini disebabkan karena darah bersih dan darah kotor pada manusia sudah tidak bercampur lagi sebab katup pada jantungnya sudah sempurna. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda, yaitu faktor dari luar dengan cara pengukuran suhu oral (melalui mulut), napas oral (bernapas melalui mulut), berkumur dengan es, dan yang terakhir pegukuran pada ketiak (aksial), diperoleh perbedaan suhu tubuh meskipun tidak drastis. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat pada percobaan pertama yaitu pengukuran suhu oral tanpa perlakuan didapatkan hasil bahwa suhu lebih tinggi dari pada perlakuan kedua yaitu dengan bernafas.Rata-rata pengukuran suhu pada oral tanpa perlakuan adalah 36,94oC.Sedangkan pengukuran kedua ,yakni pengukuran oral dengan cara bernapas diperoleh rata-rata suhu sebesar 36,84oC pada waktu 5 menit dan 37oC pada waktu 10 menit.Berdasarkan literatur,hal ini dapat terjadi karena adanya perpindahan panas secara konveksi. Perpindahan panas dalam hal ini yaitu pertukaran udara yang mengandung O2 dan CO2 yang keluar masuk dari lingkungan ke dalam tubuh melalui mulut. Proses ini yang menyebabkan tubuh kehilangan panas dan digantikan oleh suhu yang lebih dingin yang berada di lingkungan luar. Proses kehilangan panas ini, termasuk proses konveksi karena terjadi aliran udara keluar masuk lewat mulut. Hal tersebut juga disebabkan karena pada orang yang berbicara, suhu atau temperaturnya lebih banyak berhubungan dengan udara luar.Sehingga suhunya kebanyakan dipengaruhi oleh udara luar. Karena pada orang yang hanya diam menutup mulut suhunya tidak hubungan dengan udara luar, maka suhunya juga tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya tersebut yang mengakibatkan suhunya lebih besar dari yang berbicara tadi.Selain itu juga bisa disebabkan karena kalor yang ada dalam tubuh tidak keluar ke lingkungan. Percobaan yang ketiga juga masih dilakukan di dalam mulut yaitu probandus diharuskan untuk berkumur dengan air es selama 1 menit. Setelah 1 menit berlangsung, termometer klinis dimasukkan ke dalam mulut probandus kemudian diukur suhunya. Selama pengukuran dilakukan, terdapat pengaruh yang ditimbulkan dari percobaan tersebut dengan besar suhu tubuh. Setelah dilakukan pengukuran ternyata suhu tubuh probandus yang setelah berkumur dengan air es mengalami penurunan. Rata-rata suhu yang terukur pada perlakuan ini adalah sebesar 36,42oC pada waktu 5 menit dan sebesar 37oC pada waktu 10 menit. Berdasarkan literatur hal ini terjadi disebabkan oleh perpindahan panas yang terjadi secara langsung antara suhu mulut dengan suhu air es yang suhunya berbeda. Pada waktu berkumur dengan air es, panas yang ada di dalam mulut dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya relatif lebih rendah. Ini yang menyebabkan tubuh kehilangan panas, kemudian suhu yang ada didalam mulut menjadi lebih rendah. Perpindahan panas pada percobaan ini yaitu dengan konduksi.Selain itu,hal tersebut juga disebabkan karena air es yang normalnya memiliki suhu rendah setelah dimasukkan di rongga mulut yang memiliki suhu mendekati temperatur tubuh mempengaruhi panas ada dalam rongga mulut tersebut sehingga panas yang ada dalam rongga mulut turun akibat adanya suhu dingin yang ditimbulkan oleh air es . Oleh karena itu,peristiwa ini menurunkan suhu tubuh probandus. Berdasarkan literatur bahwa hormon kelamin pria dapat meningkat, peningkatan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% dari kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon progesteron pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6 % diatas normal basal. Oleh karena itu suhu tubuh laki-laki cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.Tetapi,pada saat pengukuran salah satu probandus yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari pada probandus yang berjenis kelamin perempuan.Hali ini dapat terjadi karena alat termometer yang digunakan tiak layak pakai(rusak). Faktor lain yang mempengaruhi suhu tubuh manusia adalah faktor usia. Berdasarkan literatur usia mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga memberi efek tidak langsung terhadap suhu tubuh. Pada saat lahir bayi meninggalkan lingkungan yang hangat yang relatif konstan, masuk ke dalam lingkungan yang suhu berfluktuasi dengan cepat. Mekanisme tubuh masih imatur. Suhu tubuh bayi dapat merespon secara drastis terhadap perubahan suhu. Pada bayi baru lahir pengeluaran suhu tubuh melalui kepala, oleh karena itu perlu mengunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Regulasi tidak stabil sampai pada anak-anak mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Dalam percobaan ini 2 orang probadus yaitu Febby dan Wahyul dengan usia 17 tahun mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari pada probandus lainnya, seperti Yeny,Dini dan Wahyu. Faktor lainnya yang mempengaruhi perbedaan suhu tubuh pada manusia yaitu dari segi gizi (berat badan). Dari hasil yang diperoleh rata-rata probandus yang memiliki berat badan lebih kecil diantara probandus lainnya memiliki suhu tubuh lebih kecil juga. Dari penelitian diperoleh bahwa suhu dari seorang probadus yang memiliki berat badan lebih kecil dari pada probadus lainnya memiliki suhu tubuh juga kecil dari pada probadus lainnya yang memiliki berat badan lebih besar.Berdasarkan literatur hal ini disebabkan karena bila berat badan tubuhnya kecil bisa dikatakan dalam tubuh tersebut hanya sedikit mengandung lemak, kemudian didalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Berbeda dengan probandus yang memiliki berat badan lebih besar diantara probandus lainnya, suhu tubuhnya cenderung lebih tinggi karena dengan berat badan yang lebih berat maka akan mempunyai lemak yang cukup banyak. Lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain. Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu hormon pertumbuhan. Berdasarkan literatur hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme. Sehingga, produksi panas tubuh juga meningkat. Dari hasil yang diperoleh probandus yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari probandus lainnya yaitu 147 cm, memiliki suhu tubuh rata-rata lebih rendah dari suhu tubuh probandus lainnnya. VIII. KESIMPULAN 1.Kesimpulan Suhu tubuh normal manusia yaitu 36ºC. Suhu tubuh manusia dipengaruhi oleh hormon kelamin, hormon pertumbuhan, gizi, dan umur. 2.Saran Penyediaan alat alat yang dibutuhkan dalam praktikum sebaiknya dipertimbangkan kualitas kerja dari alat itu sendiri,sehingga jika dipakai dalam percobaan tidak akan mengganggu praktikum itu sendiri. Daftar Pustaka Rahmawati, Zuliana. 2012. 50 Reaksi Biologi. Jakarta: Nectar Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Waluyo, Joko .1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember : Universitas Jember Waluyo, Joko. 2010. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Internet Anonim.2013.Faktor penentu temperature.http://factor temperatus suhu manusia.com(diakses tanggal 18 November 2013) LAPORAN BIOLOGI ACARA VII PENGUKURAN SUHU MANUSIA Nama : Rini NIM : 130210103096 Kelas : Biologi Dasar C Kelompok : 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013 I. JUDUL : Pengukuran Suhu Pada Manusia II. TUJUAN : Untuk Mengetahui Suhu Badan Makhluk Hidup Homoiothermal III. DASAR TEORI Makhluk homoiothermal adalah makhluk yang suhunya tidak atau sedikit sekali di pengaruhi oleh temperature sekitar.Hal ini dapat terjadi karena adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom.Di saming tentu adanya pengaruh kelenjar endokrinwalau masih belum jelas peranannya.Mekanisme pengaturan panas adalah dengan menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis(produksi panas).Produksi panas tergantung dari metabolisme,jadi tergantung pada proses kimia eksotermal,misalnya kerja otot,menggigil dll.Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi,radiasi, konveksi, penguapan dan sebagian melalui feses dan urin. Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara yaitu: a. Konduksi Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya lebih tinggi ke obyek lain dengan jalan kontak langsung. Agar terjadi konduksi kedua obyek harus berbeda suhu dan harus saling berkontak misalnya pada keperawatan mengukur suhu dengan menggunakan termometer air raksa di bagian tubuh manusia atau permukaan tubuh kehilangan atau memperoleh panas melalui konduksi kontak langsung dengan substasi lebih dingin atau lebih panas termasuk udara atau air. b. Konveksi Konveksi adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan udara dingin misalnya orang telanjang yang duduk dalam ruangan yang kehilangan sekitar 12% panasnya dengan cara konduksi ke udara menjauhi tubuh. c. Radiasi Radiasi adalah suatu energi panas dari suatu permukaan obyek ke obyek lain tanpa mengalami kontak dari kedua obyek tersebut, misalnya seseorang yang telanjang dalam ruangan dengan suhu kamar normal kehilangan sekitar 60% panas total secara radiasi. Jika suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sambil membawa panas tubuh (Gullon, 1997 : 87). d. Evaporasi (penguapan) Evaporasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Bila suhu udara lebih tinggi dari suhu permukaan tubuh, maka radiasi, konduksi dan konveksi tidak dapat menghilangkan panas di tubuh. Dalam keadaan ini cara penguapan yang bermanfaat yaitu mengkonversi air dari cairan menjadi gas. misalnya penguapan air melalui kulit dan paru, ini disebut juga air menguap secara insensibel karena tidak dapat dikontrol (Nurhayati, 2012 ). Reseptor suhu yang paling penting untuk mengatur suhu tubuh adalah banyak neuron peka panas khususnya yang terletak pada area preoptika hipotalamus. Neuron ini meningkatkan pengeluaran inpuls bila suhu meningkat dan mengurangi inpuls yang keluar bila suhu turun. Selain neuron ini reseptor lain yang peka terhadap suhu adalah reseptor suhu kulit termasuk reseptor dalam lainnya yang juga menghantarkan isyarat terutama isyarat dingin ke susunan syaraf pusat panas untuk membantu mengontrol suhu tubuh (Waluyo, 2012 : 54). Temperatur badan tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan daerah luar , temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar.Temperatur tubuh yang normal sekitar 36oC.Temperatur yang paling mendekati temperature tubuh sebenarnya adalah temperature rektar(melalui dubur),tetapi kurang efektif dan tidak estetis.Oleh karena itu,yang seing dikerjakan pengukurantemperatur aksilar(melalui ketiak) atau oral(mulut). Pengukuran suhu badan penting sekali dalam klinis.Adanya penyakit infeksi menyebabkan suhu badan meninggi,juga kelainan kelenjar endokrinmenunjukan perubahan suhu badan. Temperatur tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Kecepatan metabolisme basal Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraiannya, sangat terkait dengan laju metabolisme.(Anonim.2013) 2. Rangsangan syaraf simpatis Rangsangan syaraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan syaraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk metabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak coklat adalah menghasilkan panas. Umumnya, rangsangan syaraf simpatis ini dipengaruhi stres individu yang menyebabkan peningkatan produksi epinefrin dan norepinefrin yang meningkatkan metabolisme. .(Anonim.2013) 3. Hormon pertumbuhan Hormon pertumbuhan (growth hormone) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh meningkat juga. .(Anonim.2013) 4. Hormon tiroksin Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal. .(Anonim.2013) 5. Hormon kelamin Hormon kelamin pria dapat meningkat, peningkatan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% dari kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon progesteron pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6 % diatas normal basal. .(Anonim.2013) 6. Demam dan peradangan Peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 15% untuk tiap peningkatan suhu 1"C. .(Anonim.2013) 7. Situasi gizi Mal nutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30% hal ini terjadi karena didalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermi). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain. .(Anonim.2013) 8. Aktivitas Selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antara komponen otot/organ yang menghasilkan energi termal. Latihan fisik meningkatan suhu tubuh hingga 38,3-39,0 °C . .(Anonim.2013) 9. Gangguan organ Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus dapat menyebabkan metabolisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit merupakan jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu. .(Anonim.2013) 10. Lingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan juga dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas di edarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efesien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh(Anonim.2013) 11. Usia Pada saat lahir bayi meninggalkan lingkungan yang hangat yang relatif konstan, masuk ke dalam lingkungan yang suhu berfluktuasi dengan cepat. Mekanisme tubuh masih imatur. Suhu tubuh bayi dapat merespon secara drastis terhadap perubahan suhu. Pada bayi baru lahir pengeluaran suhu tubuh melalui kepala, oleh karena itu perlu mengunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Regulasi tidak stabil sampai pada anak-anak mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia.(Anonim.2013) 12. Stres Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Pasien yang cemas saat masuk rumah sakit atau sedang melakukan pemeriksaan kesehatan suhu tubuhnya akan lebih tinggi dari normal. Adanya stres dapat dijembatani dengan menggunakan sistem pendukung, intervensi krisis dan peningkatan harga diri. Sistem pendukung sangat penting untuk penatalaksanaan stres seperti keluarga (orang tua) yang dapat mendengarkan, perhatian, merawat dengan dukungan secara emosional selama mengalami stress. Sistem pendukung pada intinya dapat mengurangi reaksi stres dan peningkatan kesejahteraan fisik dan mental. Intervensi krisis merupakan teknik untuk menyelesaikan masalah, memulihkan seseorang secepat mungkin pada tingkat fungsi semua dimensi sebelum krisis. Peningkatan harga diri dilakukan untuk membantu dalam strategi reduksi stres yang positif yang dilakukan untuk mengatasi stres. ( Rahmawati, 2012 : 54-60 ) IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Termometer klinis b. Handuk/lap bersih c. 2. Bahan a. Kapas steril b. Alkohol 70% c. Air es V. CARA KERJA VI. HASIL PENGAMATAN No Nama J.K Umur (tahun) Tinggi (Cm) Berat (Kg) P1 (ºC) P2 (ºC) 5 10 mnt mnt P3 (ºC) 5 10 mnt mnt P4 (ºC) 1 Yeni P 18 156 56 37,4 37 ,4 37,5 36,6 37,3 2 Dini P 18 163 63 37 36,9 37,1 35,7 37 3 Febby P 17 150 40,5 36,7 36,6 36,6 36,5 37 4 Wahyul P 17 147 51 36,6 36,3 36,8 36,8 36,9 5 Wahyu L 18 169 49 37 37 37 36,8 37 Keterangan : P1 : mulut tanpa perlakuan P2 : mulut dengan bernafas P3 : mulut setelah berkumur P4 : ketiak VII. PEMBAHASAN Pada percobaaan kali ini,kami akan mengamati mengenai “Pengukuran Suhu pada Manusia “.tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothermal.Alat-alat yang diperlukan pada pada percobaan ini adalah thermometer klinis dan handuk/lap bersih.Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan adalah kapas steril,alcohol 70 % dan air es.Dalam percobaan kali ini menggunakan 5 orang probadus yang masing-masing merupakan perwakilan dari anggota kelompok.Pengukuran yang kami lakukan melalui mulut di bawah lidah dan ketiak.Kedua tempat tersebut di pilih sebagai tempat pengukuran karena suhu ke kedua tempat tersebut mendekati temperatur tubuh yaitu sekitar 36°C . Setiap manusia mempunyai suhu normal sekitar 36ºC, jika suhunya kurang dari 36ºC,maka manusia akan mengalami gejala yang dinamakan hipotermal dan apabila suhunya lebih dari 36ºC maka akan mengalami gejala yang dinamakan hipertermal. Suhu tubuh manusia berasal dari produksi panas di dalam tubuh itu sendiri yang merupakan hasil samping dari metabolisme sel/ jaringan.Manusia disebut makhluk homoiothermal karena suhu tubuh manusia relatif konstan, tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan disekitarnya.Hal ini disebabkan karena darah bersih dan darah kotor pada manusia sudah tidak bercampur lagi sebab katup pada jantungnya sudah sempurna. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda, yaitu faktor dari luar dengan cara pengukuran suhu oral (melalui mulut), napas oral (bernapas melalui mulut), berkumur dengan es, dan yang terakhir pegukuran pada ketiak (aksial), diperoleh perbedaan suhu tubuh meskipun tidak drastis. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat pada percobaan pertama yaitu pengukuran suhu oral tanpa perlakuan didapatkan hasil bahwa suhu lebih tinggi dari pada perlakuan kedua yaitu dengan bernafas.Rata-rata pengukuran suhu pada oral tanpa perlakuan adalah 36,94oC.Sedangkan pengukuran kedua ,yakni pengukuran oral dengan cara bernapas diperoleh rata-rata suhu sebesar 36,84oC pada waktu 5 menit dan 37oC pada waktu 10 menit.Berdasarkan literatur,hal ini dapat terjadi karena adanya perpindahan panas secara konveksi. Perpindahan panas dalam hal ini yaitu pertukaran udara yang mengandung O2 dan CO2 yang keluar masuk dari lingkungan ke dalam tubuh melalui mulut. Proses ini yang menyebabkan tubuh kehilangan panas dan digantikan oleh suhu yang lebih dingin yang berada di lingkungan luar. Proses kehilangan panas ini, termasuk proses konveksi karena terjadi aliran udara keluar masuk lewat mulut. Hal tersebut juga disebabkan karena pada orang yang berbicara, suhu atau temperaturnya lebih banyak berhubungan dengan udara luar.Sehingga suhunya kebanyakan dipengaruhi oleh udara luar. Karena pada orang yang hanya diam menutup mulut suhunya tidak hubungan dengan udara luar, maka suhunya juga tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya tersebut yang mengakibatkan suhunya lebih besar dari yang berbicara tadi.Selain itu juga bisa disebabkan karena kalor yang ada dalam tubuh tidak keluar ke lingkungan. Percobaan yang ketiga juga masih dilakukan di dalam mulut yaitu probandus diharuskan untuk berkumur dengan air es selama 1 menit. Setelah 1 menit berlangsung, termometer klinis dimasukkan ke dalam mulut probandus kemudian diukur suhunya. Selama pengukuran dilakukan, terdapat pengaruh yang ditimbulkan dari percobaan tersebut dengan besar suhu tubuh. Setelah dilakukan pengukuran ternyata suhu tubuh probandus yang setelah berkumur dengan air es mengalami penurunan. Rata-rata suhu yang terukur pada perlakuan ini adalah sebesar 36,42oC pada waktu 5 menit dan sebesar 37oC pada waktu 10 menit. Berdasarkan literatur hal ini terjadi disebabkan oleh perpindahan panas yang terjadi secara langsung antara suhu mulut dengan suhu air es yang suhunya berbeda. Pada waktu berkumur dengan air es, panas yang ada di dalam mulut dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya relatif lebih rendah. Ini yang menyebabkan tubuh kehilangan panas, kemudian suhu yang ada didalam mulut menjadi lebih rendah. Perpindahan panas pada percobaan ini yaitu dengan konduksi.Selain itu,hal tersebut juga disebabkan karena air es yang normalnya memiliki suhu rendah setelah dimasukkan di rongga mulut yang memiliki suhu mendekati temperatur tubuh mempengaruhi panas ada dalam rongga mulut tersebut sehingga panas yang ada dalam rongga mulut turun akibat adanya suhu dingin yang ditimbulkan oleh air es . Oleh karena itu,peristiwa ini menurunkan suhu tubuh probandus. Berdasarkan literatur bahwa hormon kelamin pria dapat meningkat, peningkatan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% dari kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon progesteron pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6 % diatas normal basal. Oleh karena itu suhu tubuh laki-laki cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.Tetapi,pada saat pengukuran salah satu probandus yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari pada probandus yang berjenis kelamin perempuan.Hali ini dapat terjadi karena alat termometer yang digunakan tiak layak pakai(rusak). Faktor lain yang mempengaruhi suhu tubuh manusia adalah faktor usia. Berdasarkan literatur usia mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga memberi efek tidak langsung terhadap suhu tubuh. Pada saat lahir bayi meninggalkan lingkungan yang hangat yang relatif konstan, masuk ke dalam lingkungan yang suhu berfluktuasi dengan cepat. Mekanisme tubuh masih imatur. Suhu tubuh bayi dapat merespon secara drastis terhadap perubahan suhu. Pada bayi baru lahir pengeluaran suhu tubuh melalui kepala, oleh karena itu perlu mengunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Regulasi tidak stabil sampai pada anak-anak mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Dalam percobaan ini 2 orang probadus yaitu Febby dan Wahyul dengan usia 17 tahun mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari pada probandus lainnya, seperti Yeny,Dini dan Wahyu. Faktor lainnya yang mempengaruhi perbedaan suhu tubuh pada manusia yaitu dari segi gizi (berat badan). Dari hasil yang diperoleh rata-rata probandus yang memiliki berat badan lebih kecil diantara probandus lainnya memiliki suhu tubuh lebih kecil juga. Dari penelitian diperoleh bahwa suhu dari seorang probadus yang memiliki berat badan lebih kecil dari pada probadus lainnya memiliki suhu tubuh juga kecil dari pada probadus lainnya yang memiliki berat badan lebih besar.Berdasarkan literatur hal ini disebabkan karena bila berat badan tubuhnya kecil bisa dikatakan dalam tubuh tersebut hanya sedikit mengandung lemak, kemudian didalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Berbeda dengan probandus yang memiliki berat badan lebih besar diantara probandus lainnya, suhu tubuhnya cenderung lebih tinggi karena dengan berat badan yang lebih berat maka akan mempunyai lemak yang cukup banyak. Lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain. Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu hormon pertumbuhan. Berdasarkan literatur hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme. Sehingga, produksi panas tubuh juga meningkat. Dari hasil yang diperoleh probandus yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari probandus lainnya yaitu 147 cm, memiliki suhu tubuh rata-rata lebih rendah dari suhu tubuh probandus lainnnya. VIII. KESIMPULAN 1.Kesimpulan Suhu tubuh normal manusia yaitu 36ºC. Suhu tubuh manusia dipengaruhi oleh hormon kelamin, hormon pertumbuhan, gizi, dan umur. 2.Saran Penyediaan alat alat yang dibutuhkan dalam praktikum sebaiknya dipertimbangkan kualitas kerja dari alat itu sendiri,sehingga jika dipakai dalam percobaan tidak akan mengganggu praktikum itu sendiri. Daftar Pustaka Rahmawati, Zuliana. 2012. 50 Reaksi Biologi. Jakarta: Nectar Tim Dosen Pembina. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Waluyo, Joko .1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember : Universitas Jember Waluyo, Joko. 2010. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Internet Anonim.2013.Faktor penentu temperature.http://factor temperatus suhu manusia.com(diakses tanggal 18 November 2013)