Sebelum dapat
memahami pengertian pengembangan karir, terlebih dahulu perlu didefinisikan
istilah karir itu sendiri.Karir adalah perjalanan yang dilalui seseorang selama hidupnya. Menurut
Handoko, karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau
dipegang selama kehidupan kerja seseorang (2000:123). Karir sebagai
sarana untuk
membentuk seseorang menemukan secara jelas keaslian, nilai, tujuan karir dan
kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karir, secara kontinu
mengevaluasi, merevisi, dan meningkatkan rancangannya. Berdasarkan pengertian
tersebut maka pengertian karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai dan aspirasi
seseorang selama rentang hidupnya.
Sedangkan
kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati
sepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud
baik yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik di lingkungan keluarga,
sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan
pengalaman seseorang di dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison(1956)
bahwa setiap tahun di dunia ini dapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia
kerja. Peristiwa seseorang remaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal
pengalamanya dalam kehidupan berkarya(berkarier). Pada hakikatnya kehidupan
anak(remaja) di dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariernya. Baik di
dalam kehidupan pendidikan maupun kehidupan karier, para remaja memperoleh
pengalaman yang menggambarkan adanya pasang surut.
Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan
karir adalah proses dan kegiatan serta langkah- langkah untuk mempersiapkan
diri dalam rangka pengembangan potensi seseorang untuk dapat menduduki jabatan
yang lebih tinggi dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan karir.
1) Faktor Sosial Ekonomi.
Kondisi sosial ekonomi keluarga
banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karir anak. Kondisi
sosial yang menggambarkan status orang tua merupakan faktor yang “dilihat” oleh
anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaan. Secara tidak langsung
keberhasilan orang tuanya merupakan contoh bagi anak, sehingga dalam menentukan
pilihan pendidikan dan karir tersirat untuk mempertahankan kesuksesan orang
tuanya. Di samping itu, secara eksplisit orang tua menyampaikan harapan hidup
anaknya yang tercermin pada dorongan untuk memilih jenis sekolah atau
pendidikan yang diidamkan oleh orang tua. Umpamanya, orang tua menginginkan
anaknya menjadi dokter, polisi, ahli teknik mesin.
Faktor ekonomi turut menentukan
keberhasilan pendidikan dan karir anak, karena berkaitan dengan pembiayaan
pendidikan. Banyak remaja berkemampuan tinggi tetapi tidak dapat menikmati
pendidikan yang baik disebabkan keterbatasan ekonomi.
2) Faktor Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini
meliputi tiga macam, yaitu lingkungan kehidupan masyarakat, lingkungan sekolah,
dan lingkungan sosial. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan di sekitar
remaja berdomisili, misalnya lingkungan industri, pendidikan, perdagangan,
nelayan, dan lain-lain. Lingkungan masyarakat akan membentuk sikap remaja dalam
menentukan pola kehidupan, yang pada saatnya dapat mempengaruhi pemikirannya
dalam menentukan jenis pendidikan dan karir yang diidamkan.
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan
yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan cita-cita
remaja.Lembaga pendidikan atau sekolah yang baik mutunya, yang memelihara kedisiplinan
cukup tinggi, akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku
kehidupan pendidikan dan pola pikir dalam menghadapi karir. Lingkungan
pergaulan teman sebaya memberikan pengaruh langsung terhadap kehidupan
masing-masing remaja. Lingkungan teman sebaya akan memberikan peluang bagi
remja untuk menjadi lebih matang.
3) Faktor pandangan
hidup.
Pandangan hidup sendiri merupakan
bagian yang terbentuk karena lingkungan. Seseorang dalam memilih lembaga
pendidikan dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang melatarbelakanginya. Remaja
yang berasal dari keluarga kurang mampu dan memiliki dorongan ingin lebih mapan
secara ekonomi, maka umumnya akan memilih karir yang dapat mendatangkan banyak
penghasilan
Tahap Perkembangan Karir remaja,menurut
Ginzberg (dalam Sunarto.2002:202) ada pada pilihan tentatif (11 – 17
tahun) itu ditandai oleh meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai
masalah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa
datang. Periode tentatif ini meliputi empat tahapan, yaitu:
1) Tahap minat (11 – 12
tahun)
Remaja sudah mulai mempunyai rencana
dan kemungkinan pilihan karir yang didasarkan pada minat. Anak belajar tentang
apa yang ia suka lakukan, dan anak melakukan pilihan-pilihan secara tentatif
atas dasar faktor-faktor subyektif, belum didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan objektif.
2) Tahap kapasitas
(12-14 tahun)
Remaja mulai menggunakan keterampilan
dan kemampuan pribadinya sebagai pertimbangan dalam melakukan pilihan dan
rencana karir. Remaja mulai menilai kemampuannya berperan baik dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan yang diminati. Kecenderungan mengidentikkan dengan
orang tua berkurang, sebaliknya remaja makin cenderung mengidentikkan dengan
orang lain yangmenjadi idolanya.
3) Tahap nilai
(15-16 tahun)
Dalam tahap ini remaja telah
menganggap penting peranan nilai-nilai pribadi dalam proses pilihan karir. Anak
mulai melihat apa yang sesungguhnya penting bagi dirinya, tahu perbedaan
konsepsi tentang berbagai gaya hidup yang disiapkan oleh pekerjaan, kesadaran
tentang pentingnya waktu mulai berkembang dan menjadi lebih sensitif terhadap
perlunya pekerjaan.
4) Tahap transisi
(17-18 tahun)
Dalam tahap transisi ini remaja mulai
bergerak dari pertimbangan-pertimbangan realistis yang masih berada di pinggir
kesadaran ke dalam posisi yang lebih sentral. Pada tahap in anak mulai
menghadapi perlunya membuat keputusan dengan segera, kongkrit, dan realistis
tentang pekerjaan yang akan datang atau pendidikan yang mempersiapkannya ke
suatu pekerjaan tetrtentu nanti. Anak makin bebas bertindak sehingga
memungkinkan ia melakukan uji coba keterampilan dan bakat-bakatnya.Dalam
periode pilihan realistis remaja telah sampai pada tahap eksplorasi, yaitu
mencari berbagai alternatif pekerjaan yang cocok, dan tahap kristalisasi yaitu
melakukan pilihan karir.