Blogger Widgets PERKEMBANGAN KARIR | RINI .alert { background: #DDE4FF; text-align: left; padding: 5px 5px 5px 5px; border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;}

My Facebook

Facebook
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 28 Februari 2014

PERKEMBANGAN KARIR



Pengembangan Karir

            Sebelum dapat memahami pengertian pengembangan karir, terlebih dahulu perlu didefinisikan istilah karir itu sendiri.Karir adalah perjalanan yang dilalui seseorang selama hidupnya. Menurut Handoko, karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang (2000:123). Karir sebagai sarana untuk membentuk seseorang menemukan secara jelas keaslian, nilai, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karir, secara kontinu mengevaluasi, merevisi, dan meningkatkan rancangannya. Berdasarkan pengertian tersebut maka pengertian karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai dan aspirasi seseorang selama rentang hidupnya.
Sedangkan kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud baik yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik di lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang di dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison(1956) bahwa setiap tahun di dunia ini dapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja. Peristiwa seseorang remaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalamanya dalam kehidupan berkarya(berkarier). Pada hakikatnya kehidupan anak(remaja) di dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariernya. Baik di dalam kehidupan pendidikan maupun kehidupan karier, para remaja memperoleh pengalaman yang menggambarkan adanya pasang surut.      
            Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan karir adalah proses dan kegiatan serta langkah- langkah untuk mempersiapkan diri dalam rangka pengembangan potensi seseorang untuk dapat menduduki jabatan yang lebih tinggi dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karir.
1)    Faktor Sosial Ekonomi.
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karir anak. Kondisi sosial yang menggambarkan status orang tua merupakan faktor yang “dilihat” oleh anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaan. Secara tidak langsung keberhasilan orang tuanya merupakan contoh bagi anak, sehingga dalam menentukan pilihan pendidikan dan karir tersirat untuk mempertahankan kesuksesan orang tuanya. Di samping itu, secara eksplisit orang tua menyampaikan harapan hidup anaknya yang tercermin pada dorongan untuk memilih jenis sekolah atau pendidikan yang diidamkan oleh orang tua. Umpamanya, orang tua menginginkan anaknya menjadi dokter, polisi, ahli teknik mesin.
       Faktor ekonomi turut menentukan keberhasilan pendidikan dan karir anak, karena berkaitan dengan pembiayaan pendidikan. Banyak remaja berkemampuan tinggi tetapi tidak dapat menikmati pendidikan yang baik disebabkan keterbatasan ekonomi.
 2)    Faktor Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini meliputi tiga macam, yaitu lingkungan kehidupan masyarakat, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan di sekitar remaja berdomisili, misalnya lingkungan industri, pendidikan, perdagangan, nelayan, dan lain-lain. Lingkungan masyarakat akan membentuk sikap remaja dalam menentukan pola kehidupan, yang pada saatnya dapat mempengaruhi  pemikirannya dalam menentukan jenis pendidikan dan karir yang diidamkan.
       Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan cita-cita remaja.Lembaga pendidikan atau sekolah yang baik mutunya, yang memelihara kedisiplinan cukup tinggi, akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku kehidupan pendidikan dan pola pikir dalam menghadapi karir. Lingkungan pergaulan teman sebaya memberikan pengaruh langsung terhadap kehidupan masing-masing remaja. Lingkungan teman sebaya akan memberikan peluang bagi remja untuk menjadi lebih matang.
 3)    Faktor pandangan hidup.
Pandangan hidup sendiri merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan. Seseorang dalam memilih lembaga pendidikan dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang melatarbelakanginya. Remaja yang berasal dari keluarga kurang mampu dan memiliki dorongan ingin lebih mapan secara ekonomi, maka umumnya akan memilih karir yang dapat mendatangkan banyak penghasilan

Tahap Perkembangan Karir remaja,menurut Ginzberg (dalam Sunarto.2002:202) ada pada pilihan tentatif (11 – 17 tahun)  itu ditandai oleh meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masalah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa datang.  Periode tentatif ini meliputi empat tahapan, yaitu:
1)    Tahap minat (11 – 12 tahun)
Remaja sudah mulai mempunyai rencana dan kemungkinan pilihan karir yang didasarkan pada minat. Anak belajar tentang apa yang ia suka lakukan, dan anak melakukan pilihan-pilihan secara tentatif atas dasar faktor-faktor subyektif, belum didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan objektif.
 2)    Tahap kapasitas (12-14 tahun)
Remaja mulai menggunakan keterampilan dan kemampuan pribadinya sebagai pertimbangan dalam melakukan pilihan dan rencana karir. Remaja mulai menilai kemampuannya berperan baik dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang diminati. Kecenderungan mengidentikkan dengan orang tua berkurang, sebaliknya remaja makin cenderung mengidentikkan dengan orang lain yangmenjadi idolanya.
 3)    Tahap nilai (15-16 tahun)
Dalam tahap ini remaja telah menganggap penting peranan nilai-nilai pribadi dalam proses pilihan karir. Anak mulai melihat apa yang sesungguhnya penting bagi dirinya, tahu perbedaan konsepsi tentang berbagai gaya hidup yang disiapkan oleh pekerjaan, kesadaran tentang pentingnya waktu mulai berkembang dan menjadi lebih sensitif terhadap perlunya pekerjaan.
 4)    Tahap transisi (17-18 tahun)
Dalam tahap transisi ini remaja mulai bergerak dari pertimbangan-pertimbangan realistis yang masih berada di pinggir kesadaran ke dalam posisi yang lebih sentral. Pada tahap in anak mulai menghadapi perlunya membuat keputusan dengan segera, kongkrit, dan realistis tentang pekerjaan yang akan datang atau pendidikan yang mempersiapkannya ke suatu pekerjaan tetrtentu nanti. Anak makin bebas bertindak sehingga memungkinkan ia melakukan uji coba keterampilan dan bakat-bakatnya.Dalam periode pilihan realistis remaja telah sampai pada tahap eksplorasi, yaitu mencari berbagai alternatif pekerjaan yang cocok, dan tahap kristalisasi yaitu melakukan pilihan karir.