Bahasa merupakan suatu untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu
sama lainnya. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, remaja
mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga pendidikan
bahasa diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu
pengetahuan semata, namun juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem
budaya, termasuk didalamya perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan dalam
masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa remaja
menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam kelompok
sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok tertentu
yang bentuknya amat khusus. Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan diperkaya
oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses
pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat
sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan
kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di sekolah.
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang
berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan
anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan,
memiliki tahap yang beruutan dan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan
berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif
dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu
menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara
terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini
tidak sama dengan menulis. Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami
perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama
persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu
agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan
stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak. Sejalan dengan
perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan
proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan
orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru
dikenal dan bersahabat dengannya. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik
yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak
tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan
yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling
penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu
memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan
proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik,
memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya. Oleh karena itu
pada makalah ini akan dibahas perkembangan bahasa pada anak.
Bahasa
adalah suatu bentuk
komunikasi baik lisan, tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah
sistem simbol. Karakteristik bahasa meliputi generativitas yang tidak
terbatas dan aturan-aturan organisasional. Generativitas yang tidak terbatas
(infinite generativity) adalah
kemampuan untuk menghasilkan kalimat bermakna yang tidak terbatas jumlahnya
dengan menggunakan serangkaian kata-kata dan aturan yang terbatas.
Sistem Aturan
Bahasa
Fonologi
Fonologi adalah sistem bunyi dari sebuah bahasa, termasuk
bunyi yang digunakan dan bagaimana bunyi-bunyi tersebut dapat dikombinasikan.
Fonem adalah satuan dasar dari bunyi dalam sebuah bahasa.
Morfologi
Morfologi adalah sistem aturan yang
merujuk pada satuan makna yang terlibat dalam pembentukan kata. Morfem
adalah satuan minimal dari makna. Beberapa kata terdiri atas sebuah morfem
tunggal, sementara yang lainnya disusun lebih dari satu morfem . Jadi, tidak
semua morfem merupakan kata utuh.
Jika aturan yang mengatur fonologi
mendeskripsikan arutan bunyi yang dapat terjadi dalam sebuah bahasa, aturan
morfologi mendeskripsikan cara satuan-satuan yang mempunyai makna (morfem)
dapat dikombinasikan menjadi kata-kata.
Sintaksis
Sintaksis adalah sistem aturan yang melibatkan cara
mengkombinasikan kata-kata untuk menyusun frase dan kalimat yang dapat diterima.
Semantik
Semantik adalah
merujuk pada makna kata dan kalimat. Kata-kata mempunyai batasan-batasan
semantik mengenai bagaimana mereka digunakan dalam kalimat.
Pragmatik
Pragmatik adalah penggunaan bahasa secara tepat dalam konteks
yang berbeda. Aturan-aturan pragmatik dapat menjadi sangat kompleks dan aturan
tersebut berbeda dari satu budaya dengan budaya lainnya.
Manusia
mempunyai susunan syaraf dan otak untuk belajar bahasa pada waktu tertentu dan
dalam cara tertentu. Anak-anak juga bervariasi dalam akuisisi bahasa mereka
dengan cara yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor lingkungan saja.Proses yang
terjadi di dalam seorang anak lebih penting daripada penguatan faktor
lingkungan. Pengalaman anak, bahasa tertentu yang dipelajari, dan konteks
dimana pembelajaran terjadi, sangat mempengaruhi akusisi bahasa. Anak-anak tidak dapat mempelajari
bahasa dalam kehampaan sosial. Banyak variasi yang terjadi dalam perkembangan
bahasa ketika pengasuh anak memiliki perbedaan secara substansial dalam cara
mengajarkan bahasa, menunjukkkan bahwa lingkungan memainkan peran yang
signifikan dalam perkembangan bahasa, khususnya dalam akuisisi perbendaharaan
kata.Secara keseluruhan anak-anak bukanlah ahli bahasa secara biologis dan juga
bukan arsitek bahasa secara sosial. Pandangan interaksionis menekankan adanya
kontribusi dari faktor biologis maupun pengalaman dalam perkembangan bahasa.
Perkembangan bahasa bukan hanya merupakan masaalah diberi penghargaan untuk
mengatakan hal-hal dengan benar tetapi anak-anak mendapatkan manfaat ketika
orang tua mereka secara aktif melibatkan mereka dalam percakapan.
Perkembangan
bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan bahasa
dipengaruhi oleh lingkungan karena bahasa merupakan hasil belajar dari
lingkungan. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan
penguasaan alat berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis dan
isyarat-isyarat. Menurut Gunarsa ada
4 tugas yang diperhatikan dalam perkembnagan bahasa anak yaitu :
1.
Pemahaman,
yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.
2.
Pengembangan
pembendaharaan kata.
3.
Penyusunan
kata-kata menjadi kalimat.
4.
Ucapan, yaitu
merupakan hasil belajar melalui imitasi terhadap suara-suara yang didengar oleh
anak dari orang lain.
Perkembangan
Kemampuan Berbahasa Anak,Menurut Yusuf ada 2 tipe perkembangan bahasa
anak :
a. Ego centric speech, yaitu perkembngan
bahasa anak yang terjadi ketika anak
berbicara pada dirinya sendiri. Fungsi masa
ini untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3
tahun.
b. Socialied speech, yaitu perkembangan
bahasa anak yang terjadi ketika berlangsung
kontak antara anak dengan temannya atau dengan
lingkungannya. Fungsi masa ini untuk mengembnagkan kemampuan penyesuaian social.
Masa ini di bagi ke dalam 5 bentuk :
1.
Adapted
Information: Terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari
2.
Critism: Yang
menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain.
3.
Command atau perintah, request atau
permintaan, dan threat atau ancaman.
4.
Question atau
pertanyaan.
5.
Answer atau
jawaban.
Menurut pendapat Piaget (Sumantri,
dkk. 2009:1-15) mengemukakan bahwa proses perkembangan anak dari kecil hingga
dewasa melalui empat tahap perkembangan, yaitu:
a. Tahap Sensori Motor (0–2 Tahun)
Pada tahap ini, kegiatan
intelektual anak hampir seluruhnya merupakan gejala yang diterima secara langsung
melalui indera. Pada saat anak mencapai kematangan dan secara perlahan mulai
memperoleh keterampilan berbahasa, mereka menerapkannya pada objek-objek yang
nyata. Pada tahap ini anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama
benda tersebut.
b. Tahap Praoperasional (2–7 Tahun)
Perkembangan yang pesat dialami
oleh anak pada tahap ini. Anak semakin memahami lambang-lambang bahasa yang
digunakan untuk menunjukkan benda-benda. Keputusan yang diambil hanya
berdasarkan intuisi, bukan atas dasar analisis rasional. Kesimpulan yang
diambil merupakan kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu
keseluruhan yang besar. Anak akan berpendapat bahwa pesawat terbang berukuran
kecil karena itulah yang mereka lihat di langit ketika ada pesawat terbang yang
lewat.
c. Tahap Operasional Konkret (7–11
Tahun)
Pada tahap ini anak mulai berpikir
logis dan sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Masalah yang dihadapi
dalam tahap ini bersifat konkret. Anak akan merasa kesulitan bila menghadapi
masalah yang bersifat abstrak. Pada tahap ini anak menyukai soal-soal yang
telah tersedia jawabannya.
d. Tahap Operasional Formal (11–15
Tahun)
Anak
mencapai tahap perkembangan ini ditandai dengan pola pikirnya yang seperti
orang dewasa. Anak telah dapat menerapkan cara berpikir terhadap permasalahan
yang konkret maupun abstrak. Pada tahap ini anak sudah dapat membentuk ide-ide
dan berpikir tentang masa depan secara realistic .Sedangkan Johan Amos Comenius
dalam Kartini Kartono (2007: 34-35) berpendapat bahwa perkembangan bahasa
seseorang terdiri dari empat periode perkembangan, yaitu:
a. Periode Sekolah-Ibu (0-6 Tahun)
Pada
periode ini hampir semua usaha bimbingan-pendidikan berlangsung di lingkungan
keluarga, terutama aktivitas ibu sangat mempengaruhi proses perkembangan anak.
b. Periode Sekolah-Bahasa-Ibu (6-12
Tahun)
Pada
periode ini anak baru mampu menghayati setiap pengalaman dengan pengertian
bahasa sendiri (bahasa ibu). Bahasa ibu ini digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang lain, yaitu untuk mendapatkan impresi dari luar berupa pengaruh,
sugesti serta transmisi kultural dari orang dewasa, dan untuk mengekspresikan
kehidupan batinnya kepada orang lain.
c. Periode Sekolah-Latin (12-18 Tahun)
Pada
periode ini anak mulai diajarkan bahasa latin sebagai bahasa kebudayaan. Bahasa
ini perlu diajarkan kepada anak agar anak mencapai taraf beradab dan berbudaya.
d. Periode Sekolah-Universitas (18-24
Tahun)
Pada
periode yang terakhir ini anak muda mengalami proses pembudayaan dengan
menghayati nilai-nilai ilmiah, di samping mempelajari macam-macam ilmu
pengetahuan. Khusus mengenai perkembangan bahasa anak, Conny R. Semiawan (2000:
128-136) berpendapat bahwa tahap perkembangan bahasa anak terdiri dari empat
tahap, yaitu:
a. Perkembangan Bahasa Usia Bayi
Secara
umum bayi mulai mengeluarkan ucapan pada saat usianya 10-16 bulan, walaupun
pada kenyataannya ada juga yang memerlukan waktu lebih lama dari itu. Sebelum
anak-anak mengucapkan kata-kata, terlebih dahulu membuat ocehan misalnya dengan
ucapan baa, maa atau paa. Mengoceh ini mulai terjadi saat usia sekitar 3-6
bulan. Tujuan komunikasi yang dilakukan oleh bayi pada usia dini ialah untuk
menarik perhatian orang tua dan orang lain yang ada di sekitarnya. Pada
umumnya, bayi menarik perhatian orang lain dengan membuat kontak mata,
Membunyikan ucapan,serta menggerak-gerakkan tangan .Biasanya kata-kata anak
yang pertama kali muncul adalah nama-nama orang penting yang ada disekitarnya,
nama-nama binatang, dan benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Anak-anak yang
telah memasuki usia 18-24 bulan mulai mengucapkan pernyataan dengan dua kata.
b. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Beberapa
anak usia pra sekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan,
misalnya untuk mengucapkan kata setrika, mangga, dan lain-lain. Pada usia ini,
anak-anak sudah dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap
kalimatnya. Anak-anak mulai berbicara dengan urutan kata yang menunjukkan suatu
pendalaman yang meningkat terhadap aturan yang komplek tentang urutan kata-kata
yang diucapkan. Pada usia ini anak-anak juga sudah mulai mampu mengembangkan
pengetahuan tentang makna dengan cepat.
c. Perkembangan Bahasa Usia Sekolah
Pada
tahap ini penekanan perkembangan berubah dari bentuk bahasa ke isi dan
penggunaan bahasa. Anak-anak telah mencapai tahap kreatif dalam perkembangan
bahasa. Bahasa kreatif anak dapat didengar dalam bentuk nyanyian atau sajak.
d. Perkembangan Membaca dan Menulis
Salah
satu faktor yang berpengaruh pada perkembangan membaca anak usia dini ialah
kesediaan orang tua untuk menyediakan bahan bacaan dan menciptakan suasana yang
kondusif bagi perkembangan kemampuan membaca anak. Kegiatan membaca yang
dilakukan secara alamiah dalam suasana kehidupan sosial memiliki efektifitas
yang tinggi untuk peningkatan kemampuan membaca pada anak. Anak usia tujuh atau
delapan tahun telah memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata dan kata.
Siswa kelas tiga dan empat sudah mampu menganalisis kata-kata baru dengan
menggunakan pola orthograpik dan inferensi kontekstual. Siswa kelas lima dan
enam sudah mulai membaca dari keterampilan decoding menuju ke pemahaman.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa
Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin
matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya.
Bahasa seseorang akan berkembang sejalan
dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Pada masa remaja perkembangan
biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat
kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual anak akan
mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan
berkembang member andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa
di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di lingkungan pedesaan, daerah pantai,
pegunungan, dan daerah-daerah terpencil dan di kelompok sosial yang lain.
Kecerdasan anak
Kecerdasan seorang anak mempengaruhi
ketepatan dalam meniru, memproduksi pembendaharaan kata-kata yang diingat,
kemampuan menyusun dengan baik, dan memahami maksud suatu pernyataan pihak
lain.
Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi
baik akan mampu meyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak
dan anggota keluarganya. Pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan
bahasa. Hal ini tampak dengan adanya perbedaan perkembangan bahasa bagi anak
yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik.
Kondisi Fisik
Kondidi fisik disini dimaksudkan kondisi
kesehatan anak. Seorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk
berkomunikasi akan mengganggu perkembangan berkomunikasi dan perkembangan
berbahasa.
Upaya
pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
Penyelenggaraan
Pendidikan
a. Anak perlu
melakukan pengulangan pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri
b. Berdasar
hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan
perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh
guru.Pengembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri,
baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih
mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa masing-masing
Perbedaan
individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa
Anak dilahirkan ke dunia telah memiliki
kapasitas berbahasa. Akan tetapi faktor lingkungan akan mengambil peranan dalam
perkembangan bahasa anak. Anak belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa
yang mereka dengar, lihat, dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari.
Kemampuan
berpikir anak berbeda-beda, sedang berpikir dan bahasa mempunyai korelasi
tinggi. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda akan
berbeda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya. Potensi adalah kekuatan atau kesanggupan yang terpendam
dalam diri seseorang. Potensi berbahasa adalah kemampuan yang masih terpendam
yang dimiliki oleh setiap orang untuk meyampaikan informasi dalam
berkomunikasi.
Meskipun
anak memiliki potensi untuk berbahasa, tetapi potensi itu tidak akan dapat tumbuh dan berkembang bila tidak
didukung oleh lingkungan. Ketika seorang anak dilahirkan, kemudian dia
dibesarkan di dalam lingkungan social, berinteraksi dengan banyak orang maka
potensi berbahasa anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik sejalan dengan
bertambahnya usia anak. Oleh karena itu, lingkungan secara signifikan
mempengaruhi perkembangan potensi berbahasa anak.
Pengaruh
Kemampuan Bahasa Terhadap Kemampuan Berpikir
Kemampuan
berpikir dan kemampuan berbahasa saling berpengaruh satu sama lain. Seseorang
yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun
kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Sehingga akan menyulitkan dalam
berkomunikasi.
Bersosialisasi
berarti melakukan
konteks dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan
berbahasa dan orang lain menangkap ide dan gagasan tersebut yang melalui bahasa
yang biasa disebut dengan proses berpikir abstrak. Hasil proses berpikir
menjadi tidak tepat ketika seseorang kurang mampu dalam berbahasa.
Didalam
segi berfikir anak berada pada tahap praoperasional dan egosentris. Berikut
laju perkembangan berfikir anak:
a.
Usia 1,5 tahun
anak dapat menyusun pendapat positif
b.
Usia 2,6 tahun
anak dapat menyusun pendapat positif dan negative
c.
Pada usia
selanjutnya anak dapat menyusun pendapat: kritikan, keragu-raguan, dan menarik
kesimpulan analogi.