Blogger Widgets PERKEMBANGAN BAHASA | RINI .alert { background: #DDE4FF; text-align: left; padding: 5px 5px 5px 5px; border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;}

My Facebook

Facebook
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 28 Februari 2014

PERKEMBANGAN BAHASA



Perkembangan Bahasa
                                                                                                                                                                                                                                                                                                 Bahasa merupakan suatu untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, remaja mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga pendidikan bahasa diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, namun juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk didalamya perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok tertentu yang bentuknya amat khusus. Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di sekolah.
            Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang beruutan dan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis. Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas perkembangan bahasa pada anak.
            Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi baik lisan, tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah sistem simbol. Karakteristik bahasa meliputi generativitas yang tidak terbatas dan aturan-aturan organisasional. Generativitas yang tidak terbatas (infinite generativity) adalah kemampuan untuk menghasilkan kalimat bermakna yang tidak terbatas jumlahnya dengan menggunakan serangkaian kata-kata dan aturan yang terbatas.
Sistem Aturan Bahasa
 Fonologi
     Fonologi adalah  sistem bunyi dari sebuah bahasa, termasuk bunyi yang digunakan dan bagaimana bunyi-bunyi tersebut dapat dikombinasikan. Fonem adalah satuan dasar dari bunyi dalam sebuah bahasa.
 Morfologi
     Morfologi adalah sistem aturan yang merujuk pada satuan makna yang terlibat dalam pembentukan kata. Morfem adalah satuan minimal dari makna. Beberapa kata terdiri atas sebuah morfem tunggal, sementara yang lainnya disusun lebih dari satu morfem . Jadi, tidak semua morfem merupakan kata utuh.
           
Jika aturan yang mengatur fonologi mendeskripsikan arutan bunyi yang dapat terjadi dalam sebuah bahasa, aturan morfologi mendeskripsikan cara satuan-satuan yang mempunyai makna (morfem) dapat dikombinasikan menjadi kata-kata.
Sintaksis
     Sintaksis adalah sistem aturan yang melibatkan cara mengkombinasikan kata-kata untuk menyusun frase dan kalimat yang dapat diterima.
 Semantik
     Semantik adalah merujuk pada makna kata dan kalimat. Kata-kata mempunyai batasan-batasan semantik mengenai bagaimana mereka digunakan dalam kalimat.
  Pragmatik
      Pragmatik adalah penggunaan bahasa secara tepat dalam konteks yang berbeda. Aturan-aturan pragmatik dapat menjadi sangat kompleks dan aturan tersebut berbeda dari satu budaya dengan budaya lainnya.

            Manusia mempunyai susunan syaraf dan otak untuk belajar bahasa pada waktu tertentu dan dalam cara tertentu. Anak-anak juga bervariasi dalam akuisisi bahasa mereka dengan cara yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor lingkungan saja.Proses yang terjadi di dalam seorang anak lebih penting daripada penguatan faktor lingkungan. Pengalaman anak, bahasa tertentu yang dipelajari, dan konteks dimana pembelajaran terjadi, sangat mempengaruhi akusisi bahasa.            Anak-anak tidak dapat mempelajari bahasa dalam kehampaan sosial. Banyak variasi yang terjadi dalam perkembangan bahasa ketika pengasuh anak memiliki perbedaan secara substansial dalam cara mengajarkan bahasa, menunjukkkan bahwa lingkungan memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan bahasa, khususnya dalam akuisisi perbendaharaan kata.Secara keseluruhan anak-anak bukanlah ahli bahasa secara biologis dan juga bukan arsitek bahasa secara sosial. Pandangan interaksionis menekankan adanya kontribusi dari faktor biologis maupun pengalaman dalam perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa bukan hanya merupakan masaalah diberi penghargaan untuk mengatakan hal-hal dengan benar tetapi anak-anak mendapatkan manfaat ketika orang tua mereka secara aktif melibatkan mereka dalam percakapan.
            Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan karena bahasa merupakan hasil belajar dari lingkungan. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis dan isyarat-isyarat.   Menurut Gunarsa ada 4 tugas yang diperhatikan dalam perkembnagan bahasa anak yaitu :
1.    Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.
2.    Pengembangan pembendaharaan kata.
3.    Penyusunan kata-kata menjadi kalimat.
4.    Ucapan, yaitu merupakan hasil belajar melalui imitasi terhadap suara-suara yang didengar oleh anak dari orang lain.
Perkembangan Kemampuan Berbahasa Anak,Menurut Yusuf ada 2 tipe perkembangan bahasa anak :
a. Ego centric speech, yaitu perkembngan bahasa anak yang terjadi ketika anak
     berbicara pada dirinya sendiri. Fungsi masa ini untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun.
b. Socialied speech, yaitu perkembangan bahasa anak yang terjadi ketika berlangsung
    kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya. Fungsi masa ini untuk mengembnagkan kemampuan penyesuaian social. Masa ini di bagi ke dalam 5 bentuk :
1.      Adapted Information: Terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari
2.      Critism: Yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain.
3.       Command atau perintah, request atau permintaan, dan threat atau ancaman.
4.      Question atau pertanyaan.
5.      Answer atau jawaban.
Menurut pendapat Piaget (Sumantri, dkk. 2009:1-15) mengemukakan bahwa proses perkembangan anak dari kecil hingga dewasa melalui empat tahap perkembangan, yaitu:
a.    Tahap Sensori Motor (0–2 Tahun)
Pada tahap ini, kegiatan intelektual anak hampir seluruhnya merupakan gejala yang diterima secara langsung melalui indera. Pada saat anak mencapai kematangan dan secara perlahan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Pada tahap ini anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama benda tersebut.
b.   Tahap Praoperasional (2–7 Tahun)
Perkembangan yang pesat dialami oleh anak pada tahap ini. Anak semakin memahami lambang-lambang bahasa yang digunakan untuk menunjukkan benda-benda. Keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukan atas dasar analisis rasional. Kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar. Anak akan berpendapat bahwa pesawat terbang berukuran kecil karena itulah yang mereka lihat di langit ketika ada pesawat terbang yang lewat.
c.    Tahap Operasional Konkret (7–11 Tahun)
Pada tahap ini anak mulai berpikir logis dan sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Masalah yang dihadapi dalam tahap ini bersifat konkret. Anak akan merasa kesulitan bila menghadapi masalah yang bersifat abstrak. Pada tahap ini anak menyukai soal-soal yang telah tersedia jawabannya.
d.   Tahap Operasional Formal (11–15 Tahun)
Anak mencapai tahap perkembangan ini ditandai dengan pola pikirnya yang seperti orang dewasa. Anak telah dapat menerapkan cara berpikir terhadap permasalahan yang konkret maupun abstrak. Pada tahap ini anak sudah dapat membentuk ide-ide dan berpikir tentang masa depan secara realistic .Sedangkan Johan Amos Comenius dalam Kartini Kartono (2007: 34-35) berpendapat bahwa perkembangan bahasa seseorang terdiri dari empat periode perkembangan, yaitu:
a.      Periode Sekolah-Ibu (0-6 Tahun)
Pada periode ini hampir semua usaha bimbingan-pendidikan berlangsung di lingkungan keluarga, terutama aktivitas ibu sangat mempengaruhi proses perkembangan anak.
b.      Periode Sekolah-Bahasa-Ibu (6-12 Tahun)
Pada periode ini anak baru mampu menghayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri (bahasa ibu). Bahasa ibu ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu untuk mendapatkan impresi dari luar berupa pengaruh, sugesti serta transmisi kultural dari orang dewasa, dan untuk mengekspresikan kehidupan batinnya kepada orang lain.
c.       Periode Sekolah-Latin (12-18 Tahun)
Pada periode ini anak mulai diajarkan bahasa latin sebagai bahasa kebudayaan. Bahasa ini perlu diajarkan kepada anak agar anak mencapai taraf beradab dan berbudaya.
d.      Periode Sekolah-Universitas (18-24 Tahun)
Pada periode yang terakhir ini anak muda mengalami proses pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah, di samping mempelajari macam-macam ilmu pengetahuan. Khusus mengenai perkembangan bahasa anak, Conny R. Semiawan (2000: 128-136) berpendapat bahwa tahap perkembangan bahasa anak terdiri dari empat tahap, yaitu:
a.      Perkembangan Bahasa Usia Bayi
Secara umum bayi mulai mengeluarkan ucapan pada saat usianya 10-16 bulan, walaupun pada kenyataannya ada juga yang memerlukan waktu lebih lama dari itu. Sebelum anak-anak mengucapkan kata-kata, terlebih dahulu membuat ocehan misalnya dengan ucapan baa, maa atau paa. Mengoceh ini mulai terjadi saat usia sekitar 3-6 bulan. Tujuan komunikasi yang dilakukan oleh bayi pada usia dini ialah untuk menarik perhatian orang tua dan orang lain yang ada di sekitarnya. Pada umumnya, bayi menarik perhatian orang lain dengan membuat kontak mata, Membunyikan ucapan,serta menggerak-gerakkan tangan .Biasanya kata-kata anak yang pertama kali muncul adalah nama-nama orang penting yang ada disekitarnya, nama-nama binatang, dan benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Anak-anak yang telah memasuki usia 18-24 bulan mulai mengucapkan pernyataan dengan dua kata.
b.      Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Beberapa anak usia pra sekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan, misalnya untuk mengucapkan kata setrika, mangga, dan lain-lain. Pada usia ini, anak-anak sudah dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya. Anak-anak mulai berbicara dengan urutan kata yang menunjukkan suatu pendalaman yang meningkat terhadap aturan yang komplek tentang urutan kata-kata yang diucapkan. Pada usia ini anak-anak juga sudah mulai mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna dengan cepat.
c.       Perkembangan Bahasa Usia Sekolah
Pada tahap ini penekanan perkembangan berubah dari bentuk bahasa ke isi dan penggunaan bahasa. Anak-anak telah mencapai tahap kreatif dalam perkembangan bahasa. Bahasa kreatif anak dapat didengar dalam bentuk nyanyian atau sajak.
d.      Perkembangan Membaca dan Menulis
Salah satu faktor yang berpengaruh pada perkembangan membaca anak usia dini ialah kesediaan orang tua untuk menyediakan bahan bacaan dan menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan kemampuan membaca anak. Kegiatan membaca yang dilakukan secara alamiah dalam suasana kehidupan sosial memiliki efektifitas yang tinggi untuk peningkatan kemampuan membaca pada anak. Anak usia tujuh atau delapan tahun telah memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata dan kata. Siswa kelas tiga dan empat sudah mampu menganalisis kata-kata baru dengan menggunakan pola orthograpik dan inferensi kontekstual. Siswa kelas lima dan enam sudah mulai membaca dari keterampilan decoding menuju ke pemahaman.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
    Umur anak
       Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan  berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
    Kondisi Lingkungan
       Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang member andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di lingkungan pedesaan, daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil dan di kelompok sosial yang lain.
    Kecerdasan anak
       Kecerdasan seorang anak mempengaruhi ketepatan dalam meniru, memproduksi pembendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun dengan baik, dan memahami maksud suatu pernyataan pihak lain.
    Status sosial ekonomi keluarga
       Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik akan mampu meyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya. Pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa. Hal ini tampak dengan adanya perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik.
    Kondisi Fisik
       Kondidi fisik disini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi akan mengganggu perkembangan berkomunikasi dan perkembangan berbahasa.
Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
Penyelenggaraan Pendidikan
a. Anak perlu melakukan pengulangan pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri
b. Berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru.Pengembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa masing-masing
Perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa
Anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi faktor lingkungan akan mengambil peranan dalam perkembangan bahasa anak. Anak belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat, dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari.
            Kemampuan berpikir anak berbeda-beda, sedang berpikir dan bahasa mempunyai korelasi tinggi. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda akan berbeda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.      Potensi adalah kekuatan atau kesanggupan yang terpendam dalam diri seseorang. Potensi berbahasa adalah kemampuan yang masih terpendam yang dimiliki oleh setiap orang untuk meyampaikan informasi dalam berkomunikasi.
            Meskipun anak memiliki potensi untuk berbahasa, tetapi potensi itu tidak akan  dapat tumbuh dan berkembang bila tidak didukung oleh lingkungan. Ketika seorang anak dilahirkan, kemudian dia dibesarkan di dalam lingkungan social, berinteraksi dengan banyak orang maka potensi berbahasa anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik sejalan dengan bertambahnya usia anak. Oleh karena itu, lingkungan secara signifikan mempengaruhi perkembangan potensi berbahasa anak.
 Pengaruh Kemampuan Bahasa Terhadap Kemampuan Berpikir
            Kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa saling berpengaruh satu sama lain. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Sehingga akan menyulitkan dalam berkomunikasi.
            Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan orang lain menangkap ide dan gagasan tersebut yang melalui bahasa yang biasa disebut dengan proses berpikir abstrak. Hasil proses berpikir menjadi tidak tepat ketika seseorang kurang mampu dalam berbahasa.
            Didalam segi berfikir anak berada pada tahap praoperasional dan egosentris. Berikut laju perkembangan berfikir anak:
a.         Usia 1,5 tahun anak dapat menyusun pendapat positif
b.        Usia 2,6 tahun anak dapat menyusun pendapat positif dan negative
c.         Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat: kritikan, keragu-raguan, dan menarik kesimpulan analogi.